Senin, 13 Juli 2020

MR. Tidak Mungkin



Masuk UNDIP Universitas yang cukup terkenal di jawa tengah, aku bertemu dengan dua teman
sekosan Yudi dan Romli. Yudi berasal dari lampung namun kedua orang tuanya bercerai, ibunya tinggal di kalimantan dan ayahnya tinggal di Lampung, sedangkan Romli berasal dari Rembang Jawa Tengah.  Dua teman itu adalah dua teman awal yang mengisi waktuku ketika datang di Semarang, awal awal di Semarang tentunya masih sulit untuk beradaptasi dan mendapatkan teman baru. Aku mengingatnya, permulaan di Semarang kita menghabiskan waktu dengan bermain di warnet chating dengan stranger, melihat hal yang baru di internet, atau bahkan pastilah cowok cowok tidak terlewatkan melihat bokep, kita bisa bermain di internet hingga pagi hari. Kita juga sering menghabiskan waktu dengan bermain poker di kosan, terkadang pergi melihat konser atau film. Tidak terlalu lama berteman dengan mereka sebelum akhirnya kita membuat komunitas baru dengan teman teman dikampus yang mucul dari insting manusia untuk bersosial, namun bagiku pertemanan tersebut dan suasana di kota itu tidak akan lekang dimakan waktu, walaupun... bersamaan dengan penyesalan yang selalu muncul karena salah memilih jurusan. Selalu ada hal yang indah dan yang buruk dari kehidupan.

Lain di kampus, aku memiliki teman yang cukup banyak, Bagus, Tunjung, Tio, Aviv, dan si alfa male Teguh, Tiara, Antoni, dan masih banyak lagi. Sinpanse biasanya hidup berkelompok dalam jumlah rata rata 50 ekor, bila jumlah populasi meningkat lebih dari 100 ekor mereka terpecah menjadi dua kelompok, diatara 2 kelompok tersebut tidak mustahil terjadi kerja sama namun sering terjadi pertengkaran dan pertempuran, untuk dunia binatang bahkan sering terjadi genosida. Sedikit berbeda dengan manusia, bila jumlah cukup banyak kita pasti berkelompok, demikian pula teman teman kampusku. Aviv merupakan teman yang cukup dimusuhi, memang orangnya menyebalkan namun itu hanya jika anda tidak betul betul mengenalnya, karena sering dimusuhi dengan kelompok terbesar Teguh, Aviv lebih dekat dengan alfa male yang lain Bagus. Teguh sebenarnya juga teman yang baik, ia tipe other, artinya lebih suka menganalisa dan memikirkan perasaan orang lain, tetapi hidup seperti chaos, permasalan datang dan pergi, bila kau memiliki prinsip yang tidak tepat dalam hidup, tidak peduli seberapa baik dirimu, itu pasti dapat menggiring mu pada sebuah masalah. Tiara juga tidak terlalu dekat dengan teman teman yang lain, ia bahkan pernah mengeluh ‘anak anak THP kaya gitu’. Kelihatannya ia agak dimusuhi juga, ia lebih dekat denganku, sepertinya aku adalah penghubung antara teman teman kelas dan dirinya. Demikian lah manusia sejak evolusi jutaan tahun yang lalu terjadi mutasi yang bisa dibilang menguntungkan, namun kita ini ciptaan alam yang tidak sempurna, menguntungkan dalam satu sisi bukan berarti selalu baik. Mutasi membuat kita memiliki bahasa dan dengan bahasa itu kita saling menggosip, menggosip merupakan sesuatu yang bukan main menjengkelkan, apalagi kalau kita adalah korban darinya, tetapi yang membuat kita bisa membentuk sistem sosial yang stabil adalah gosip. Gosip membuat kita saling membicarakan keburukan orang dan menilai dan mengintrospeksi, ini membuat kita tidak seperti Sinpanse yang menyelesaikan permasalahan dengan peperangan dan pembunuhan. Bila anda sangat lelah dengan permusuhan di dunia kerja atau di kelas ingatlah penelitian ini : jika  anda masuk dalam kelompok yang terdiri dari 100 orang, lima orang akan menjadi teman dekatmu dan 15 orang akan menjadi musuhmu.

Kemudian teman yang lain Antoni bisa dibilang bukan hanya sekedar teman, kita memiliki banyak
persamaan: suka membaca buku, kita terbilang introvert yang terkadang dikosan menghabiskan waktu sendirian, kita banyak berdiskusi seru tentang buku buku yang kita baca  dan permasalahan dunia, negara dan islam. Kita sering pergi bersama ke kampus, kita saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Aku bisa menebak bahwa perpindahan agamanya dari agama kristen ke islam mungkin karena kita sering berdiskusi, dan kebiasaanku menulis mungkin karena terpengaruh olehnya, ia sangat menyukai jurnalisme dan sastra, dan hal yang penting adalah kita sama sama salah masuk jurusan, aku seharusnya masuk fisika atau matematik, sedangkan ia seharusnya masuk sastra, bukan ngafalin jenis jenis ikan atau mempelajari pepesan ikan. Bila ia membutuhkan pertolongan pastilah ia menghubungi aku, temannya yang menyebalkan tetapi selalu ada, aku ingat hanya aku yang menolongnya pindah kos kosan dari pleburan ke tembalang, membawa barang barang bawaannya yang begitu berat. Bila tidak punya teman untuk berkelompok membuat tugas kampus ia pasti datang padaku, ia bukan orang yang mau sedikit meminta untuk bergabung dalam suatu kelompok, malunya terlalu besar. Aku ingat juga saat kami harus membuat tugas kelompok dua dua, saat itu Tiara ingin aku bekerja bersamanya membuat kelompok, karena keduluan oleh Tiara ia tidak memiliki kelompok dan memilih membuat tugas tersebut sendirian. Bukan tugas yang terlalu berat sii, namun sangking malunya meminta orang untuk menjadi kelompoknya saja sampai sampai membuat tugas sendirian. Saat PKL ia pernah memintaku untuk membantunya, tetapi aku menolaknya, kebiasaannya yang pemalu dan kadang bergantung padaku itu menurutku tidak baik.

Bait kata terpancar dari hati ke mulut, tanpa sadar sel spindel kita menyala, hormon oksitosin keluar deras, jelas bukan free will tetapi itulah yang menyebabkan manusia menjadi mahluk yang sosial. Begitu dekatnya aku bahkan berani mengatakan cita cita dan ambisiku pada antoni.  Ton aku ingin seperti albert Einstein dan Newton, mereka membuat persamaan untuk memprediksi alam, itu hebat sekali aku ingin seperti mereka. Itu adalah cita cita yang memang serius ingin aku capai, namun baginya itu sama sekali tidak mungkin. Ibarat kau naik kereta kemudian memandang pemandangan diluar dengan kaca yang retak, pemandangan yang indah pun hilang karena retakan, demikian hubungan kami. Ia mulai memandangku sebagai orang yang penuh dengan ambisi, aku merasa heran bukannya bermimpi bersama ia malah terus menjatuhkanku mungkin terlalu takut untuk bermimpi, ia malah justru terus menjatuhkanku, sedikit saja kegagalan ia mencoba mengingatkanku, ‘tuh kan kamu gak bisa’, jadi jangan bermimpi terlalu tinggi dan sok. Aku ingat ketika aku cukup stress karena skripsi ia menjatuhkanku dan berkata ‘tuh kan kamu gak bisa’, apakah ia tidak melihat dirinya bahkan pkl aja belum, jelek jelekin orang. Akhirnya karena merasa sebal dengan hal itu, aku secara bercanda mengatakan, ‘aku akan menguasai dunia’, sedikit sedikit aku menyindirnya saat malas berjalan kaki membeli makanan ‘kok calon penguasa dunia suruh jalan sii’. Yang lucu lagi saat bercanda dengan teman teman, teman ku maryono sedang belajar ilmu meramal, ia memang selalu seperti itu, kesukaannya adalah yang berhubungan dengan paranormal, saat ia meramalku, ia meramal bahwa aku adalah tipe pemimpin, aku dengan perasaan bahagia mengatakan ‘yaa... aku akan menguasai dunia’, kemudian maryono meramal lagi untuk Ari hasilnya serupa bahwa kami tipe pemimpin, jelas aku tidak percaya dengan ramalan itu hanya untuk senang senang, aku dan ari cos cosan dan ari berkata ‘ya ya mi ya kita akan menguasai dunia’. Kemudian antoni dengan sebal berkata ‘lah kalo gak punya tangan bagimana meramalnya’, laah..... semua juga tahu itu cuma bercanda, iri banget si tu orang.   

Hal yang sama terjadi saat bermain bola, saat itu kompetisi di tingkat jurusan. Aku tidak terlalu jago jago banget bermain bola,tapi jelas lebih baik jika dibandingkannya, karena dia lihat aku pandai bermain gocek bola kiri dan kanan ia merasa iri dan takut kehebatanku bermain bola terlihat dan kemudian sok, ia menyuruhku jadi back di belakang, lucu banget dia, sendiri aja nendang bola gak bisa nyuruh orang jaga dibelakang, berbicara kalau aku tidak dapat bermain. Pada pertandingan melawan adik kelas bahkan aku berhasil mencetak gol, saat itu sangking capenya aku tidak terlalu bahagai merayakannya, salah satu pemain tengah fuad hanya mangajukan tangan keatas dan mengajak tos tosan denganku, itulah perayaan yang bisa aku lakukan. Entahlah apa yang ada pada pikiran Antoni dan juga Teguh dalam hal ini pun terlibat, mungkin mereka berfikir aku seperti orang yang sok cool sehingga tidak terlalu bahagia merayakannya. Saat akhir permainan bola berlangsung panitia menanyakannya, siapa saja yang mencetak gol, kami benar benar lupa siapa saja dari tim kami yang mencetak gol salah seorang teman rifai berteriak ‘oh azmi’, aku juga pada saat itu lupa, kemudian akupun berteriak ‘oh iya huuu yes yes yes’. Aku baru bisa merayakannya saat itu, si dungu teguh marah ‘halaaaa udah tau aja pake sok sok an’. Lah padahal itu hanya suatu letupan perasaan begitu saja namun dua kera ini ya begitulah, kita tidak dapat mengontrol pikiran mereka. Keesokkannya pada saat ada kompetisi antoni tidak ikut lagi, aku tahu apa yang ia rasakan,  ia takut melihat aku terlihat hebat, aku baru tahu orang bisa begitu takutnya melihat kesuksesan orang lain. Saat aku kuliah kedua kalinya di jurusan matematika, aku menjadi orang yang benar benar berbeda, bahkan lebih dari Herda mahasiswa yang menonjol di perikanan, setiap kuliah selalu bertanya dengan dosen, bahkan itu bukan bertanya tetapi berdiskusi, aku akan berhenti bertanya ketika dosen marah karena aku tahu aku telah menguras ilmunya. Pernah suatu saat hingga lupa diri, saya menjelaskan dosen sambil maju kedepan dan menulis ke papan tulis, matematika benar benar membuatku kehilangan kesadaran. Seandainya mereka bersama ku saat aku kuliah kedua kaliahnya di jurusan matematika, mungkin aku bisa membuat mereka nagis darah.

 Manusia secara otomatis membanding bandingkan, adalah sesuatu yang ironis dari mahluk yang katanya turun dari surga bahwa kita bisa bahagia ketika melihat orang lain menderita dan ketika kita melihat teman bisa sukses kita merasa menderita, bila kau sering melihat orang pamer di medsos sebenarnya efek inilah yang terjadi. Itu terjadi karena manusia adalah binatang yang secara otomatis membanding bandingkan, bila orang takut melihat temannya sukses itu terjadi karena seolah ada jalur otomatis dari pikirannya ‘kok saya tidak bisa seperti itu, berarti saya pecundang dong’. Bila kau adalah orang yang sukses dan berkata’ aku seperti ini karena aku berusaha...., aku bekerja keras ... ‘ kemudian  ada orang lain yang menganggap hal itu sok, itu hal yang wajar karena kata kata seperti itu seolah olah mengatakan bahwa orang yang berada dibawah (dirinya) atau tidak sukses pantas disana karena ia tidak berusaha selayaknya saya berusaha. Demikian pula jika memberitahu cita cita mu, orang akan takut bila kau benar benar akan mencapainya, dunia ini penuh dengan kedengkian dan kecemburuan, sebaiknya bila kita punya cita cita jangan katakan pada orang lain sedekat apapun orang itu, atau dia akan menginginkanmu.... mati.

Dadaku sesak kadang dengan bereteriak aku dapat mengurangi rasa sakit di dadaku, entah rasa sakit ini datang dari mana, sejenis penyakit mental, yang jelas bukan penyakit fisik namun bila terlalu sakit aku kadang harus membuka mulutku untuk membantuku bernafas.  Terkadang untuk membantu imajinasiku berkembang dan melampiaskan rasa dada aku membuta blog. Disana aku mencoba curhat pada kekosongan, tetapi... ia mengetahuinya...

Ia mengetahuinya...
Bahwa aku mencoba membunuh diriku...
Ia tidak peduli akan hal itu....
Ia mengabil jalan kebencian yang memenuhinya...
Mencoba menghukumku...
Mencoba membuat semua orang berfikiran sama
Agar semua membenciku

Takut melihat apa yang ada di dirinya
Sebuah kegelapan

Ia bahkan terus
.....fitnah.....

Tak peduli.... tak peduli dengan ikatan yang pernah kita rakit
Emosi membakar hubungan, ia melenyapkan kebaikan...
Karena aku menyatakan cita citaku

ia ingina aku mati