Rabu, 07 Februari 2018

SKEPTISISME DAN KRITISME



hati adalah sumber kebaikan tetapi hati juga bisa menjadi sumber kejahatan, lalu bagaimana anda dapat bersandar padanya, sesungguhnya tidak ada kebaikan tanpa pengetahuan.



Bila anda ingin agama Islam tidak dianggap sebagai agama terror, maka berhentilah terlebih dahulu untuk memfitnah dan menyebarkan kebencian terhadap Amerika dan Yahudi. Tahukah anda bahwa ada kaitan erat antara fitnah bahwa ‘Amerika melakukan konspirasi' dan 'fitnah bahwa agama Islam adalah teror'. coba berfikir lebih dalam lagi, ketika anda menyebarkan kebencian terhadap Amerika dan Yahudi sebenarnya anda telah melakukan sikap fundamentalisme yang menjurus kepada tindakan terorisme.

Anggap a menfitnah si b kepada teman-temannya berkata bahwa si b adalah tukang main cewe, kebetulan si b berbeda agama dan ras dengan yang lainnnya, dengan dukungan kebodohan, wishfull tinking, dan kebencian antar ras serta chaufinisme, berita ini menjadi berita yang enak didengar dan menyebar dari telinga ke telinga, bukan hanya menyebar tetapi pastinya juga dilebih-lebihkan. Ucluk-ucluk ditangn si z berita itu menjadi kangker ganas yang membesar menjadi buntelan energi negatif dengan kata-kata berisi 'si b itu preman yang suka main cewe dan kemarin ia bermain dengan seorang wanita dan menghamilinya, dia itu kafir dan suka berbuat kerusakan, saya pikir ia berbuat seperti itu karena memang tidak ada larangan dalam agamanya, bahkan agamanya mengajarkan bahwa yang tidak seiman itu tidak perlu dihargai, bila kau mau saudaramu yang perempuan tidak dipermainkan olehnya, satu-satunya cara, kita harus menghentikannya'. Pada suatu titik tertentu terciptalah situasi dimana si z dengan perintah ribuan kalori energi negatif itu memberanikan diri membunuh si b,
lalu pertanyaannya, siapakah yang salah?
Kalau kita mau benar-benar berfikir dan menghentikan hal-hal serupa, seharusnya kita tahu bahwa bukan hanya si z yang melakukan tindakan pembunuhan itu yang bersalah, tetapi semua orang yang menyebarkan fitnah tersebut termaksud si a pun pantas menerima dosa dan kesalahannya. Nah sekarang sedikit nyambungkan, bila kita terus menyebarkan kebencian terhadap Amerika dan Yahudi maka jelas pada suatu titik dan situasi tertentu, orang-orang atas perintah meme yang berkelompok akan melakukan pembunuhan dan terorisme.


https://www.tokopedia.com/sciencephi/etalase/zzz


Kalian adalah orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi, 
Tidak kami adalah orang-orang yg berbuat kebaikan
Tidak kalian adalah orang-orang yang berbuat kerusakan
 tetapi kalian tidak mengetahuinya.(al-Quran)

Wishfull tinking adalah proses berfikir dengan harapan, mungkin yang paling cocok dalam teori spikologi dapat juga disebut pertentangan kognitif, setiap manusia selalu ingin dianggap baik dan benar walaupun mereka berbuat salah, peristiwa ini bisa menjadi sesuatu yang akumulatif jika dipayungi dengan agama. anda tidak akan suka agama anda dianggap terorisme sehingga anda kabur dengan mencari-cari sebuah pembenaran bahwa Amerika dengan teknologi dan ilmu pengetahuannya melakukan konspirasi, karena dengan mencari-cari data yang menunjukkan bahwa Amerika melakukan konspirasi terselubung, anda lebih tenang, anda tahu sekarang agama anda tidak salah, siapakah yang mau dianggap agamanya salah?

Orang yang percaya dengan yeti, uvo dan segitiga bermudah juga merupakan peristiwa yang hampir sama, 'mencari pembenaran', bila anda cukup tercengang melihat Firaun yang telah melihat banyak mukjizat tetapi tetap saja membangkang, atau melihat Hitler yang melakukan pembunuhan yang cukup banyak tetapi tidak merasa bersalah, tunggu dulu masih ada satu lagi orang seperti itu, orang itu adalah…… kita, ya kita manusia, anda dan saya, karena menurut para spikolog semua manusia harus tunduk pada rumus pertentangan kognitif ini,,,,,,MANCARI PEMBENARAN.

Pola berfikir seperti itu sangat renyah jika masuk ke dalam agama, contoh lain seorang yang masuk agama Kristen dari agama Islam pastilah dianggap murtad oleh kita yang beragama Islam, tetapi tahukah anda bahwa orang tersebut dianggap pahlawan di dalam agama barunya sebagai bukti kebenaran agama Trinitas, peristiwa semacam ini diberitakan di media-media agama Kristen, bahwa Yesus telah hadir dalam hidup orang itu.

Sekarang apakah anda pernah mendengarnya, ya tidak!! Karena,…… jelas karena anda tidak mau keluar dari zona nyaman anda, anda tidak pernah membaca buku-buku orang Kristen, dan merasa tenang membaca buku orang-orang Islam yang mengatakan sebaliknya, ‘banyak orang Kristen yang bertobat masuk agama Islam karena Allah telah menyadarkannya’.

https://www.tokopedia.com/sciencephi/etalase/zzz
Anda tahulah sekarang mengapa kebanyakan orang akan tetap beragama sama dengan orang tua mereka, dan karena kasus yang sama, agama lain dalam lubuk hatinya yang paling dalam akan mudah mengadopsi sebuah pembenaran bahwa Islam adalah agama teror, ini akan disimpan dalam memori otaknya bila suatu saat nanti terdapat pertentangan dalam batinnya bahwa ada kebenaran yang datang dari Islam, serta merta ia akan mengeluarkan dari laci memori otaknya bahwa 'Islam adalah agama teroris, dan ya!!! yang kemarin itu adalah buktinya'. 

Amerika itu memang melakukan konspirasi, banyak sekali bukti-buktinya?
Kami telah memeriksa hampir semua data-data yang membuktikan bahwa Amerika melakukan konspirasi, dulu saya masuk dalam seminar dan membeli buku-buku mereka, tetapi kebanyakan data-data yang mereka bangun tidak memiliki pondasi yang kokoh dan sumber yang terpercaya (kecuali kitab mereka sendiri, tentu saja dengan pemahaman yang dangkal dari al-Quran), BAHKAN KEBANYAKAN DIANTARA MEREKA BOHONG, mereka lebih bayak menyisipkan kebencian antar agama, buku-buku semacam itu tidak lebih fiksinya dengan buku-buku heriporter, naruto, atau yang lebih mirip detektif conan, atau davinci code, bahkan saya lebih menyarankan anda untuk membeli buku-buku karya JK rolling atau Danbrown itu. Dan ya!! Buku-buku fiksi memang enak dibaca, tetapi kebenaran itu justru sebaliknya, coba pegang kembali buku matematika anda disekolah, sulit bukan, nah itulah kebenaran, gak enak!!. . 

Begini saja saya akan menjelaskannya dengan logika yang sederhana yang mungkin mudah anda mengerti.
Didalam sains ada cabang ilmu yang disebut meteorologi, klimatologi dan geofisika, atau yang biasa kita kenal ramalan cuaca, walaupun terdapat kata ‘ramalan’ tetapi ilmu ini berbeda dengan ilmu astrologi yang benar-benar bersifat ramalan, cabang ilmu tersebut murni sains, memiliki jalur logika yang jelas dan ada pembuktian fisiknya. Tetapi ada satu hal yang menyebabkan ilmu ini menggunakan kata ramalan, ilmu ini bersifat unprediktable sulit untuk diprediksi. coba bayangkan bila cuaca saja yang benda mati sulit untuk diprediksi ‘apakah besok hujan atau tidak dan jam berapa hujan itu akan turun?’, bagaimana mungkin manusia yang tentunya dipengaruhi lebih banyak faktor dalam tindakkannya dibandingkan benda mati dapat diramalkan nasibnya.

Dan lagi pula bukankah Allah sendiri yang berkata 'kami tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga ia sendiri yang merubah apa yang ada dalam diri mereka'. nah jelaskan didalam al-Quran saja yang menyebabkan hancur dan bangkitnya suatu kaum itu ya mereka sendiri, bukan bangsa lain. bisa jadi ketika anda menuduh Amerika yang menyebabkan kemunduran Islam melalui konspirasi, dan paham-pahamnya, atau juga dengan perang, anda bisa dikatakan kafir. Allah saja tidak, lalu apakah Amerika dapat menyebabkan kemunduran dan kehancuran Islam???????????

bilapun memang ada propaganda pasti itu bukanlah hal-hal besar, hal itu hal yang wajar, sama seperti wishfull tinking itu tadi, tentu saja barat dengan agamanya dan ras berbeda tidak lepas dari ini. kita seharusnya menyikapinya dengan lebih dewasa, bukan dengan kebencian pula, 

bila kau mengangkat tanganmu untuk membunuhku, aku tidak akan menganggkat
tanganku untuk membunuhmu…... (Habil kepada Qabil dalam al-Quran)

nah dengan berfikir lebih bijaklah, tulus dan terus memperbaiki diri anda, anda dapat membersihkan Islam dari terorisme. Ibarat menjual sebuah produk, kualitas dari produk tersebut lah yang menentukan harga dan kepercayaan pembeli.



TIPS DAN TRIK MENGHINDARI FUNDAMENTALISME

# Periksalah berita-berita yang anda terima bahkan bila itu datang dari guru agama anda atau orang yang anda hormati, tanyalah bagaimana mereka mendapatkan sumber itu, bagaimana mereka dapat tahu hal itu atau bagaimana metode yang mereka ambil, bagaimana pengambilan sampelnya, lihatlah alur logikanya. jelas ini membutuhkan intelektual yang tinggi, tetapi demikian lah kebanyakan orang barat yang tidak menganggap Islam teroris adalah orang-orang yang berintelektual. Kalau perlu dari pada anda percaya pada sumber ini dan tidak pada sumber itu, yang akhirnya anda terjebak pada ad hominem, berdirilah pada pikiran anda sendiri, lebih baik pelajarilah ilmu statistik, ILMU LOGIKA, dan metode ilmiah, barang sedikit, ini akan medewasakan untuk mencapai kemandirian berfikir, percayadeh kebanyakan alim ulama itu bila diberi jurnal ilmiah pun mereka tidak tau cara membacanya, trus hucluk-huncluk bilang kalau evolusi mahluk hidup itu propaganda Amerika. 

Segala sesuatu akan terlihat masuk akal bila anda tidak memahami ilmu logika, dengan sedikit comot sana-comot sini sebuah argument akan terlihat masuk akal. Pernah dalam suatu perdebatan didalam sebuah blog muslim yang penulisan mengaku lulusan S2 dari Malaysia, mengatakan bahwa sebenarnya kerusuhan yang terjadi di Syriah, terjadi karena Bhasar al-Assad beraliran shia, aliran shia mengajarkan penganutnya untuk bermabuk-mabukan, dan membenci sunni, yang pada akhirnya menyebabkan peperangan. Seperti kambing gila yang seruduk sini seruduk sana, sang penulis juga pada akhirnya menuduh Amerika lah yang bertanggung jawab terhadap kejadian semua itu. Ujung-ujungnya bisa ditebak lah ‘Amerika’ keren kali yaaaa kalo bawa-bawa konspirasi Amerika. Tetapi apa yang menyebabkan blog ini terlihat seperti bukan fiksi adalah sang penulis menyodorkan data pendukungnya dari WHO, PBB, dan gak kalah penting siaran berita dari barat semisal BBC dan CNN, (looo kok malah pake media barat).

Pertama yang perlu dilakukan bila anda menghadapi persoalan semacam ini, pikiran anda harus bersih belum tersudutkan, tanyalah apakah data tersebut memang bersambungan secara langsung dengan kesimpulan atau argument mereka, dalam ilmu logika sebuah premis atau alasan haruslah berhubungan, tak peduli batapapun jauhnya. Bila alasan berada di a dan kesimpulan di z, maka kita tetap harus mengurut rantai kejadian dari a hingga y sebelum ke z (kecuali ada penelitian yang membuktikan adanya hubungan). bila seandainya memang Amerika memiliki kepentingan di sana, tanyalah lagi apakah memang Amerikalah yang menyebabkannya, atau Amerika hanya berusaha menyelamatkan aset-asetnya atau sebab lain. Ini sangat penting bahkan didalam statistic sebuah korelasi belum tentu memiliki hubungan sebab akibat, bila pohon apel berbuah setelah pohon duren apakah kita dapat mengatakan pohon apel berbuah karena pohon duren berbuah!!!

Kemudian ambilah data pendukung dari sisi yang bersebrangan dan padukan data-data itu, jika mereka mengatakan bahwa shia mengajarkan mabuk-mabukan, dari mana sumber ini, tanyakan lagi bukankah shia juga berkitab suci al-Quran yang melarang mabuk-mabukan, jika mereka berkata bahwa mereka mendapati bahwa orang-orang shia banyak yang mabuk, tanyakan lagi, mereka mabuk karena aliran mereka mengajarkan demikian atau karena sebab lain, tanyakan juga berapa jumlah shia yang mabuk dan bandingkan dengan yang tidak mabuk, ini dapat menghindari generalisasi tergesa-gesa yang sering terjadi dalam berlogika. Anda tentu tidak mau agama Islam dianggap agama terror hanya karena segelintir orang melakukannyakan. Tetapi bisa jadi diluar sana seseorang non dengan memakai data comotan lagi tentunya menuduh Islam sebagai agama terror, dengan menyomot ayat dalam al-Quran ia bisa mengatakan ‘memang kitab suci mereka mengajarkan untuk membunuh’. Lebih penting lagi tanyakan apakah mabuk-mabukan dapat menyebakan kerusuhan sebesar itu, mereka akan mendukung pendapat mereka dengan data dari WHO, sekali lagi ini akan terlihat masuk akal tetapi apakah data ini berhubungan, tanyakan sebagai pembanding, apakah Negara yang suka melakukan bermabuk-mabukan mengalami kerusuhan seperti itu, lihat barat yang mayoritas masyarakatnya mabuk-mabukan apakah terjadi kerusuhan semacam itu?

Liat angka gini aja, gua seneng banget
Pemilihan ruang sampel adalah kesalahan yang sering terjadi dalam statistic. Sebuah data akan terlihat besar jika kita tidak membandingkannya dengan penyebut yang benar. Misalnya sebuah peluang terjadinya kecelakaan di New York akan terlihat besar, jika dibandingkan dengan banyaknya hari, peluangnya sekitar 5 kecelakaan setiap hari, tetapi jika kita tahu bahwa satu hari bisa terdapat banyak kendaraan yang berlalu lalang melintas anda akan tercengang betapa kemungkinan ini menjadi begitu kecil. Jika kita membagi banyaknya kecelakaan dengan bayaknya aktifitas lalulintas setiap harinya kita akan mendapatkan pembanding yang lebih benar, anggap dalam satu hari terdapat 5000 kedaraan yang berlalu lalang maka kemungkinan terjadinya kecelakan menjadi 1/1000. 5 dan 0,001 merupakan dua bilangan yang bebeda jauh dalam ilmu statistic tentunya.

Nah itulah tadi contoh sedikit, pada akhir perdebatan itu merekapun kalang kabut, dan kemungkinan besar komen saya telah dihapusnya. Sering kali tingkat lulusan tidak akan berpengaruh jika pola pikir kita telah terkotakkan, saya juga memiliki dosen agama lulusan S2 yang terkadang berceramah bahwa Amerika berusaha menjauhkan Islam dari agamanya dengan budaya dan sains, huuuu,,,,, mending gak usah kuliah aja bu sekalian, toh ilmu sains hampir semua berasal dari barat.

Terkadang memang agama bisa menjadi virus

# Bertanyalah pada banyak orang, jangan puas pada satu orang, manusia adalah mahluk yang emosional sering kali kata-katanya dikaburkan dengan emosi, bertanya pada satu orang akan mengaburkan kebenaran dari satu sudut, kalau perlu untuk menghindari wishfull tinking bertanyalah dengan orang-orang yang berbeda agama, dengan kemajuan internet sekarang anda tidak perlu malu untuk bertanya pada non, banyak juga forum-forum yang mewadahinya kok, anda akan tercengang betapa banyaknya infromasi yang bisa anda ambil ketika anda bertanya pada banyak orang. Tetapi yang perlu diingat dalam diskusi semacam itu bila kalah dalam perdebatan jangan marah, simpan pertanyaan dan jawaban itu untuk anda terus cari. Dan yang paling penting dalam bertanya adalah bertanyalah pada orang yang ahli, bila bertanya evolusi pada ahli agama itu seperti anda sakit gigi datang kepada seorang arsitek. 

Pernah juga dalam sebuah diskusi tentang poligami salah seorang teman yang mendukung poligami berkata bahwa sekarang jumlah perempuan jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki, bila laki-laki dilarang poligami tentu tidak semua perempuan dapat menikah. Saat itu saya tidak menaruh curiga pada info tersebut, tetapi dilain waktu secara tidak sengaja saya membaca koran dan menemukan info yang bertentangan, menurut sensus tahun 2010 ternyata jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Karena terpengaruh oleh hadist yang mengatakan diakhir zaman perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, kami tidak dapat berfikir dengan benar, dan bahkan tidak mencurigai dari mana isu-isu itu datang. Inilah akibat bertanya pada segelintir orang yang satu kelompok, pola pikir kita sudah teracuni, seperti sama-sama berada dalam satu ruangan kami tidak dapat melihat dan hanya menduga-duga kejadian diluar ruangan.

# Pahamilah bahwa al-Quran dan Hadist itu datang ribuan tahun yang lalu, tentu bila disamakan kondisinya pada saat ini banyak hal-hal yang berbeda. ahli sejarah punya suatu formula yang berlaku bagi semua agama didunia 'setiap agama punya masanya masing-masing dimana pada akhirnya agama tersebut harus berbentrokkan dengan waktu' ini dimaksudkan bahwa agama itu hadir pada masanya, ketika manusia, perdaban berubah, agama dapat menjadi usang.

lo, bukannya ada jaminan dari Allah bahwa al-Quran berlaku untuk sepanjang masa?
memang ada jaminan bahwa al-Quran belum berubah seperti perkalian 19 dari huruf-hurufnya, jumlah kata antonim dan sinonim sama, dan mungkin juga walau saya tidak memeriksanya secara mendetail bahwa dari al-Fatiha hingga al-Iklas semua huruf-hurufnya tidak atau belum mengalami perubahan dari masa nabi dulu hingga sekarang. tetapi tahukah anda bahwa satu kata dalam al-Quran dapat berarti banyak. contoh kata jilbab dapat berarti kerudung, baju dan kerudungnya dan juga dapat berarti baju yang menutupi pakian dalam. lalu manakah yang benar, bila ada orang memaksakan satu paham jelas menunjukkan orang itu tidak mengerti. Bahasa berubah dari masa kemasa, dan tidak ada jaminan dalam hal ini. Contoh lain kata alaqah dalam al-quran dulu diartikan segumpal darah, tetapi coba tanyalah pada seorang ahli KEDOKTERAN YG NON MUSLIM bahwa manusia berasal dari segumpal darah, anda pasti ditertawakan. sekarang bila anda baca buku tafsir modern penjelasan kata alaqah itu segumpal darah sudah tidak dipakai lagi. Yang lainnya untuk meyakinkan anda, kata jannah dulu diartikan surga tetapi sebenarnya pengartian ini bukanlah arti yang sebenarnya, pengartian ini lebih kearah turunannya, kata jannah sendiri sebenarnya berarti kebun atau suatu daerah yang dipenuhi oleh daun-daun, karena itu jika dikatakan Adam keluar dari jannah bisa jadi yang dimaksud disini bukan keluar dari surga. 

Manusia, peradaban dan moralitas pun berubah, dulu dalam al Quran diceritakan bahwa anak-anak Adam menikah dengan saudara masing-masing, tetapi sekarang menikah dengan saudara sudah diharamkan, dulu masa nabi ada perbudakan, lalu apakah kita mau menciptakan perbudakan dijaman sekarang agar ayat-ayat dalam al-Quran tidak perlu dipikirkan!! demikian pula aturan-aturan yang lain dapat menjadi bentrok bila dilakukan dijaman sekarang ini, orang yang memaksakan paham-paham yang mereka pikir benar itulah yang terjerebab dalam fundamentalis, bahkan bila mereka diajak berdiskusi kebanyakan mereka marah 'kok al-Quran didiskusikan'.

anda tak mau berfikir = atheist menyebar dgn sains
Bila kita sering melihat pertempuran antar sesama Islam, baik sunni dengan shia, atau ahmadiah, hal ini terjadi tepat seperti kisah diawal tadi antara si a, b dan z, pengkotakan kebenaran didalam syariat, mengakui bahwa syariatnya paling benar. Bila ayat-ayat al-Quran tidak dapat ditafsirkan secara seragam bentrokkan akan terjadi, setiap manusia memiliki batasannya masing-masing dalam memahami dan memilih, tergantung kecerdasan, intelektual, tingkat pendidikan, banyaknya/beragamnya informasi yang bisa ia tangkap, dan mungkin juga kebersihan hati. Bila al-Quran tidak dapat ditafsirkan seiring perkembangan akal manusia maka agama ini akan musnah. Inilah yang disebut bentrokan terhadap waktu, Yahudi, Kristen pernah mengalaminya, nah apakah anda mau mengakuinya bahwa sekarang giliran Islam??

# Berfikirlah skeptis, bertanyalah pada hal-hal yang dasar, jangan mengehendaki jawaban final dari siapapun, bila anda mendapati bentrokan antara apa yang anda percayai (mis alQuran dengan sains atau apakah Tuhan itu ada) teruslah mencari,

bila aku dapat mencapai sebesar ini, mungkin salah satu sebabnya
 karena aku terus bertahan pada pertanyaan (Albert Einstein)

jujurlah dan teruslah mencari, bahkan bila sampai matipun anda tidak menndapatkannya. lebih baik seperti itu dari pada anda membohongi diri anda sendiri.

lalu apa yg didapat bila pada akhirnya kita stag pada kata tidak tau atau keraguan?
tidak hal ini tidak akan terjadi, anda akan tetap tahu setidaknya sekarang ANDA TAHU BAHWA ANDA TIDAK TAHU, ini adalah proses dimana anda akan berhati-hati, dan tidak gegabah menilai segala sesuatu, proses ini adalah pencapaian luar biasa. bukankah para jenius besar pun harus tunduk pada lautan ilmu.

aku hanyalah seorang anak kecil yang bermain-main di pantai,
kemudian aku melihat sebuah objek kecil diantara ribuan objek disana,
 aku tertarik pada objek itu dan aku terus mempelajarinya
(Newton)

demikian lah semakin banyak ilmu seseorang maka semakin ia sadar bahwa ilmunya sangat minim, dan tahu bahwa alam ini membingungkan

orang yang berkata saya mengerti mekanika kuantum justru
adalah orang yang belum mengerti tentang mekanika kuantum.
(Rricard feynmand, peraih nobel fisika)

siapa saja yg tidak syok dengan mekanika kuantum, berarti ia tidak mengerti
(Neil Bohr, pencetus teori atom)

Sebagai manusia tentu kita sangat congkak kalau kita merasa tahu, orang Yunani mungkin cukup cerdas dimasanya tetapi bukankah mereka menganggap bumi itu datar, Newton mengetahui bahwa bumi bulat dan bahkan merumuskannya dalam model matematik tentang grafitasi tetapi apakah ia mengetahui tentang kelengkungan ruang dan waktu, juga Einstein yang mencetuskan teori kelengkungan ruang dan waktu tetapi apakah ia tahu tentang teori string. Demikian lah kita hanya dapat membawa api obor ilmu pengetahuan dari pendahulu kita dan kemudian menyerahkan kepada anak cucu kita, Bila anda mati dalam keadaan tidak tahu maka itupun wajar dibandingkan dengan orang yang mati dan merasa dirinya tahu.

Engkau mengetahui apa-apa yang ada didepan dan dibelakangku
Tetapi aku tidak mengetahui apa-apa tentang diriMu
Kecuali apa yang engkau kehendaki untuk diberitahukan
(Isa kepada Allah dalam al-Quran)

Bukankah didalam al-Quran dikatakan bahwa kita dilarang untuk menjadi orang-orang yang ragu?
Eeemmm pertanyaan semacam ini memang sulit dijawab ya, memang keraguan dapat menyebabkan kita terombang-ambing, masalahnya sekarang apakah kita berada diagama yang benar pun kita juga harus memikirkannya, coba pikirkan didalam al-Quran pun dikatakan bahwa kita harus berfikir, bila saja kita tidak memiliki dasar mengapa kita beragama Islam tentu pada akhirnya kita akan sama saja dengan orang penyembah berhala yang berkata ‘kami mendapati bapak-bapak kami melakukannya’. Dan bila seandainya saja anda tidak mau melihat kebenaran diluar agama anda maka demikian pulalah agama lain, lalu apakah itu kebenaran?????

Bagi saya pertanyaan semacam ini amat sulit dijawab, terlebih semua data yang saya dapat belumlah menyeluruh, kita harus terus membuka pikiran bahwa sians pun harus juga membuka kemungkinan adanya sesuatu diluar sana. Bila tolak ukur kita adalah sains saat ini, tentu saja amatlah miskin pendirian semacam itu. Lagi pula Negara barat belumlah merupakan Negara yang ideal yang dapat dijadikan tolak ukur kehidupan yang sempurna, bukankah mereka juga penyumbang terbesar global worming bagi bumi, merekapun masih mencoba memperbaiki kekurangan disana-sini, terlebih akhir-akhir ini penelitian yang berbau agama sangat dicurigai kalau tidak mau dibilang dilarang dalam dunia sains.

Saya memilih untuk menetapkan keimanan dalam diri saya pada bagian yang paling dalam, bukan merupakan sebuah kepastian yang tidak dapat berubah atau mugkin juga jawabannya bukanlah Tuhan. Tetapi pada sisah-sisah keimanan saya, saya mengakui bahwa Tuhan memang pernah hadir dalam hidup saya pada moment keganjilan lagi dan lagi, berulang dan berurut sehingga bila saya berkata pada diri saya sendiri bahwa jawaban atasnya adalah kebetulan maka pastilah saya telah berbuat fundamentalisme terhadap diri saya sendiri.

Mungkin memang benar bahwa untuk mencari kebenaran kita membutuhkan hati juga, tetapi disini bila kita ingin membuktikan bahwa kebenaran semacam itu memang ada maka kita harus mengeluarkannya dalam bentuk sains sebagai sesuatu yang dapat dibuktikan secara bersama. Karena itu seperti yang dijelaskan diatas, saya pun haruslah takluk masuk kedalam perbedaan, sebab tidak ada kebenaran tanpa membandingkan, dan tentu kita tidak dapat membandingkan tanpa perbedaan.


Ok,,, mungkin hal semacam itu saya sisahkan pada anda para pembaca untuk menjawab dan memikirkannya kemudian biarlah nanti anak cucu kita yang menilainya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar