Kamis, 25 Oktober 2018

Filosofi Naruto


Ada kemiripan antara sebuah anime dengan kehidupan nyata, naurto adalah sebuah anime dari Jepang. Anime atau kartun ini menceritakan sebuah kisah orang orang didalamnya yang mencari sebuah kebenaran dan perdamaian. Tidak seperti cerita dalam film film indonesia yang monoton baik atau jahat, film anime dari jepang mengisahkan tokoh tokoh yang hidup, mereka menceritakan bagaimana seseorang bisa menjadi baik atau jahat sehingga baik dan jahat terlihat kabur. Tokoh tokoh dalam naruto diceritakan sedemikian rupa memanusiakan musuh sehingga walau merupakan penjahat tetap terlihat keren, tokoh tokoh tersebut menurut kerangka berfikirnya memilih sebuah jalan untuk menjadi baik atau pun jahat.


 Namun apa yang cukup menarik buat saya adalah bahwa para tokoh tokoh jahat sebenarnya berusaha mencari kedamaian yang menurut mereka merupakan jalan terbaik yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang. Proyek mata bulan menurut pencetusnya bertujuan menciptakan kehidupan tanpa adanya pertempuran dan penderitaan. Para anggota akatsuki yang digambarkan sebagai tokoh antagonis mengalami penderitaan masing masing dikehidupan mereka sehingga memilih untuk bergabung dan membuat proyek ambisius mata bulan melawan pasukan sinobi. Jelas dalam hal ini bukan bertujuan untuk menceritakan kisah tersebut secara detail. Ujung dari kisah tersebut ternyata para anggota dan ketua akatsuki tertipu, proyek tersebut hanyalah bertujuan menghidupan dewa kaguya, dari kisah kisah atau tulisan di dinding prasasti bersejarah yang telah diubah ubah, sang zetsu hitam memancing para tokoh antagonis tersebut yang telah lelah pada kehidupan dunia untuk menciptakan perdamaian atau dunia tanpa kerusakan.

Menggelitik pikiran saya, kisah tersebut mirip dengan keadaan kita, manusia yang beragama. Tanpa memeriksa kebenaran kitab kitab kita, kita mempercayai apa saja yang dikatakan oleh kitab tersebut. Orang beragama bisa disamakan dengan anggota akatsuki, yang lelah terhadap kehidupan dunia yang penuh penderitaan, mereka terbuai dengan janji janji kitab purba tentang adanya kehidupan tanpa penderitaan yaitu surga dan neraka. Orang orang beragama begitu getol membela agama mereka dan bahkan memusuhi kita para sinobi atau bisa dianggap para manusia rasional yang hidup disaat ini dan berkeinginan menciptakan kehidupan lebih baik di dunia ini. Apapun yang orang beragama lakukan mereka hanya menyetujui apa yang kitab mereka katakan dan menjadi budaknya. Mereka memusuhi para aliran rasional misalnya mau menciptakan lokalisasi untuk membatasi prostitusi yang mereka anggap menghalalkan perzinahan, menyuburkan kultur dan budaya mereka bilang menyebarkan bid’ah, membangkitkan ekonomi dengan memajukan produksi fasion mereka anggap menyebarkan budaya barat dll.

Namun tahukah anda mungkin pada akhirnya orang bergama ini bukanlah menciptakan kehidupan yang damai namun tertipu seperti tertipunya akatsuki oleh zetsu hitam. Dimana tujuan mereka hanyalah menghidupkan meme yang dalam teori psikologi yang dikembangkan memanglah hidup dalam pikiran manusia dalam hal ini bertindak seperti dewa kaguya. Dan kitab mereka telah banyak diubah ubah oleh zetsu yang mempermainkan perasaan mereka yang telah lelah pada kehidupan nyata. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar