Rabu, 07 Februari 2018

evolusi Vs kreasionis



Evolusi adalah topik yang banyak dibicarakan dari awal kemunculannya hingga sekarang, bukan kalangan saintis yang meragukannya, mereka absolutely agree dengan teori ini, tapi karena kalangan beragama sendiri yang terus mempeributkan topik ini. Para penganut agama yang merasa pondasi keimanan mereka dihancurkan dengan adanya filosofi ini secara terus menerus mencari kelemahan teori ini, tapi dari sekian banyak bantahannya, saya justru melihat bahwa para penganut paham kreasionis tidak mengerti apa-apa dari teori ini. banyak kesalahpahaman didalam masyarakat tetang teori evolusi, karena sebagian orang hanya melihatnya dari sisi negatifnya saja, banyak buku-buku atau situs-situs yang justru menyebarkan kebodohan dengan mengambil sebagaian ilmu kemudian dijandikannya bukti kelemahan teori ini. ”anda tidak bisa bertanya pada orang arsitek ketika tubuh anda sakit, anda harus bertanya pada orang yang tepat, yaitu dokter” begitu pula masalah evolusi anda tak bisa bertanya pada ahli agama tentang teori biologi ini anda harus mencari orang yang tepat atau buku yang tepat. karena itu saya akan mencoba membahas topik ini, dan mudah-mudahan blog ini dapat meluruskan kesalahpahaman tersebut.  

 
https://www.tokopedia.com/sciencephi/etalase/zzz




 Apa kata Islam ?????!!!!!

Dari sekian banyak ayat tentang penciptaan manusia dan adam, kelihatanya yang mencolok adalah surat Ali Imron 59 bunyinya adalah sebagai berikut:

 إن مثل عيسا عندالله كمثل آدم خلقه من ترابٍ ثم قل له كن فيكون

Diterjemahkan sebagai berikut: “ Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa disisi Allah adalah semisal (penciptaan) Adam, Allah menciptkan adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “jadilah” (seorang manusia) maka jadilah dia”1.

Kata kun (كن) memiliki arti ‘jadilah’2, dari ayat tersebut terlihat sangat meyakinkan bahwa Allah menciptakan adam secara langsung, tetapi sebenarnya kata kun (كن) dalam ayat ini dan ayat-ayat lain digunakan sekedar untuk menggambarkan betapa mudah Allah menciptakan sesuatu dan betapa cepat terciptanya sesuatu bila Dia menghendaki. Cepat atau mudahnya itu, diibaratkan dengan mengucapkan kata kun. Walaupun sebenarnya Allah tidak perlu mengucapkannya karena dia tidak memerlukan suatu apapun untuk mewujudkan sesuatu yang dikehendakinya. Ayat ini tidak bisa dijadikan dasar bahwa adam diciptakan Allah dalam sekejab atau tanpa proses. Bukan saja karena kata kun sekedar menggambarkan kemudahan dan kecepatan wujud apa yang dikehendaki-Nya bila Dia menghendaki, tetapi karena ditempat lain Allah melukiskan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah dan setelah dia sempurnakan kejadiannya, Dia meniupkan ruh ciptaanNya kepadanya, maka jadilah adam. Tidak dijelaskan apa yang terjadi dan berapa lama proses yang dilalui antara penciptaan dari tanah dengan hembusan ruh ciptaan-Nya itu. Kalau kita ibaratkan penghembusan dari tanah sama dengan A, dan penghembusan ruh ciptaanNya sama dengan Z, maka antara A dan Z tidak dijelaskan baik materi maupun waktunya3. Jadi kata kun hanyalah kata untuk melukiskan bagi manusia betapa cepat Allah mewujudkan kehendaknya semisal manusia mengucapkan kata kun. 

Yang menarik lagi ada pada surat Al-Hijr 26 dikatakan :

ولاقد خلقنل لا نسن من صلصلٍ من حما مسنون
 
Yang biasa diterjemahkan: “Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia (adam) dari tanah liat kering yang diberi bentuk.”

Yang mengelitik pikiran adalah kata masnun (مسنون) pada ujung ayat ini, ada yang berpendapat bahwa kata ini terambil dari kata as-sanah (أسنة) yang berarti tahun, dengan kata lain waktu yang telah lama3. Sehingga ayat diatas dapat diartikan ‘sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (adam) dari tanah liat dalam jangka waktu yang lama’.

So dari ayat-ayat diatas kita dapat mengetahui bahwa tuhan menciptakan sebuah kejadian tentu ada prosesnya, proses adalah sebab akibat atau aksi reaksi yang terlingkup dalam sifat Tuhan yang maha adil, dan bagaimanapun juga Tuhan akan melibatkan sifatnya ini dalam segala hal. Ketika anda berdoa untuk mendapat rizki tentu anda tidak berharap tanpa sebab gundukan emas ada didepan mata anda “cling” kan. Ya seperti itulah contohnya, memang pendapat diatas hanyalah pendapat pribadi saya tapi masuk akal bukan, apa jadinya bila Tuhan tidak mensifati dirinya dengan maha adil tentu alam raya tidak akan menjadi seperti ini. 

Saya tau benar bahwa sains terus berkembang dan juga saya tau benar bahwa dalam sains, kita harus memberikan celah bagi sebuah ide atau hipotesis untuk menjadi sebuah kebenaran (hal ini biasanya dijadikan oleh kaum beragama untuk menolak gempuran paham sains, sains memang tidak pasti tetapi jelas lebih pasti dari pandangan subjektif manusia baik yang didasari oleh agama atau tradisi ataupun tahayul yang tak jarang sering tertukar, sains memang tidak pasti tetapi justru karena itulah kita terus belajar-belajar dan belajar dan terus membuka mata terhadap semua kemungkinan dan terus berkembang untuk memperbaiki kehidupan manusia atau hanya untuk memenuhi kepuasan batin terhadap kebenaran, bukan bermalas-malasan menunggu dibalik layar dan menghakimi ‘ini sesuai dengan al-Quran dan yang ini tidak’). Tapi untuk memberi cela pada teori kreasonis saya sangat pesinis, anda akan tau mengapa, setelah anda membaca ‘apa kata sains’ berikut.

Apa kata sains????!!!

Mahluk hidup paling tua yang dikenal, adalah berupa bakteri prokariota sebagian berkata mahluk serupa virus yang hanya terdiri dari RNA atau DNA saja, terbentuk di samudra bumi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Dalam abad-abad sesudahnya, hidup telah menjadi sangat beragam. Sekarang, organisme hidup mencangkup 30 juta spesiesyang menempati setiap sudut dan cela dibumi. Tiap spesies itu khas, dengan ciri tertentu yang membedakananya dengan segala bentuk kehidupan lainnya. Namun setiap spesies mulai dari bakteri, cacing, serangga dan manusia bila dirunut asal-usulnya semua berasal dari mahluk bersel tunggal. Proses perubahan bentuk inilah yang disebut evolusi4.  

Suatu spesies baru memulai berevolusi sewaktu spesies itu menanggapi keadaan yang berubah dibumi. Planet ini merupakan tempat yang tidak ramah (setidaknya untuk saintis bukan untuk para ahli tasawuf/spiritualis), namun bumi menyediakan banyak lingkungan tempat spesies dapat menemukan makanan, tumbuh, dan menghasilkan keturunan. Tiap spesies dalam evolusinya menempati suatu relung yang semakin baik. Proses yang dikenal adaptasi ini menyalurkan evolusi. Keadaan dibumi berubah sepanjang waktu, zaman es datang dan pergi, misalnya, dan spesies yang terjebak mungkin tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Dalam keadaan yang demikian, spesies itu mungkin punah atau seleksi alam mungkin mengubah adaptasinya, dan lama-kelamaan mungkin timbul suatu spesies baru. Evolusi terjadi dan keanekaragaman spesies meningkat4

Evolusi bukanlah spekulasi cerdik ahli biologi melainkan didasari bukti luas. Yang dikumpulkan sebelum maupun setelah terbitnya karya penting Carles Darwin. Mungkin bukti terkuat tentang evolusi kehidupan terdapat pada fosil. Sisah sisah organisme yang telah lama punah ini, laksana jendela kemasa lampau, telah lama menolong para ilmuan menyusun suatu garis waktu evolusi secara kasar. Mungkin teori yang kompleks ini dapat dirangkum dalam tiga gagasan penting yang pertama tidak semua individu suatu spesies identik, ada variasi alami dalam ukuran atau warna misalnya. Yang ke dua keturunan dapat mewarisi variasi ini. ketiga individu dengan ciri-ciri yang membuatnya lebih unggul dari individu-individu lain dari spesies yang sama lebih mungkin bertahan hidup dan berkembangbiak, dengan mewariskan ciri-ciri tadi kepada keturunannya. 

Ok sampai disini dulu pembukaannya, sekuat apapun saya berusaha menjelaskan teori ini anda tidak akan menerimanya, lagi pula kelihatan membosankan kalau saya terus menulis blog ini dengan cara biasa. Saya akan meneruskan artikel ini dalam bentuk tanya jawab, pertanyaan yang biasa muncul pada masyarakat kita:

1.      Ketika saya ingin membeli cd film biografi Charles Darwin teman saya pernah nyeletuk bertanya, siapa sih yang percaya bahwa manusia berasal dari kera? Ada 2 jawaban dari pertanyaan itu. Yang pertama semua ilmuan kecuali ilmuan gendeng percaya pada evolusi, dikalangan masyarakat evolusi memang kontroversi tapi dikalangan saintis tidak10. Ke dua bila anda salah satu dari mereka yang sering menertawakan para saintis karena berpendapat ‘manusia berasal dari kera’, para saintispun sering menertawakan penganut paham kreasionis yang berkata bahwa ‘Tuhan sengaja menanam fosil-fosil yang dijadikan bukti evolusi untuk menipu orang-orang yang tidak beriman’. Satu sama lain saling menertawakan bak alien yang baru bertemu sehingga aneh dengan sikap masing-masing. Tetapi perlu ditekankan disini bahwa evolusi tidak pernah berkata manusia berasal dari kera tapi evolusi berkata bahwa manusia dan kera berasal dari mahluk hidup yang sama dulunya. apa bedanya? Ya jelas beda duong segala sesuatu dalam sains itu harus terdefinisi dengan jelas. Kalau manusia berasal dari kera tentu anda dapat bertanya ‘trus gimana dengan kera itu sendiri masa mereka tidak berefolusi?’ yang kita tau kera hasil dari evolusi dan begitupun manusia. 

2.      Ketika saya di SMA dulu, guru biologi saya berencana mengadakan perdebatan antara pendukung dan penolak teori evolusi, saya berusaha mencari buku-buku tentang evolusi baik yang menolak maupun yang mendukungnya, saya temukan buku Harun Yahya,  saat pertama kali membukanya saya temukan pernyataan seperti ini “apakah mungkin bila anda meletakan chip, ram, hardist dan onderdil-onderdil computer  lainnya dalam tong sampah selama jutaan tahun tiba-tiba ia menjadi sebuah computer utuh?” saya langsung menutup buku itu dan mencari yang lain. Bukanlah demikian memisalkan perubahan pada benda mati dengan evolusi pada mahluk hidup, dasar dari perubahan evolusi adalah mutasi genetic. Evolusi dapat terjadi karena berbagai variasi terdapat didalam suatu spesies, variasi ini bisa terjadi karena penggabungan kembali gen selama reproduksi dan akibat mutasi, yakni perubahan kecil, yang timbul dalam gen-gen suatu organisme. Kebanyakan mutasi menghasilkan ciri-ciri yang mengubah kemampuan suatu organisme untuk bertahan hidup dilingkungannya. Biasanya kemampuan untuk bertahan hidup berkurang, tetapi terkadang mutasi dapat memberi organisme itu suatu keunggulan. Dalam hal ini seleksi alam akan bertindak untuk meningkatkan frekuensi ciri yang menguntungkan tadi, dan terjadilah evolusi4. Jadi jelas bahwa evolusi merupakan perubahan yang sesuai hukum alam bukan perubahan hayal semisal kotarominami berubah menjadi kesatria bajahitam.

3.      ‘Evolusi hanya sebuah teori atau filosofi, bukan hukum atau fakta’ inilah kesalahan persepsi yang terjadi dimasyarakat, memang dalam percakapan sehari-hari teori diartikan spekulasi, tapi dalam konteks ilmiah teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat prediksi yang dapat diuji, ketika evolusi dirujuk sebagai teori ia merujuk pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Terdapat konsensus dikalangan ilmuan bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi. Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diferifikasi, dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti ‘bumi mengelilingi matahari’ dan ‘benda jatuh oleh karena grafitasi’ dapat dirujuk sebagai fakta, walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni teoritis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi dapat disebut fakta, sama seperti grafitasi. Sesuai dengan definisi ilmiah evolusi bahwa evolusi adalah proses perubahan genetik yang terpantau terjadi pada suatu populasi dari waktu ke waktu. Sehingga evolusi secara luas dianggap sebagai baik teori dan fakta oleh para ilmuan10 , sebenarnya tak ada perbedaan tingkatan kedudukan  antara fakta, teori, dan hukum dalam dunia keilmiahan.

4.      Saya pernah berdebat dengan salah satu pendukung kreasonis disalah satu situs forum sains, ia dengan yakin bertanya “mengapa paus selama jutaan tahun tidak megalami evolusi?.  Paus datang kira-kira 50 juta tahun yang lalu, salah satu paus terawal adalah basilorous5. Dari fosilnya yang ditemukan oleh gingerich dan istrinya holly Smit pada tahun 1989 diketahui bahwa paus ini memiliki lutut, pada kaki yang terletak ditulang punggung binatang ini. Sejak itu para saintis memeriksa lagi sejumlah paus yang sudah dipetakan, segera menemukan tulang paha, tulang kering, dan tulang betis, serta benjolan tulang yang membentuk kaki dan pergelangan kaki paus. Pada hari terakhir ekspedisi, Smith menemukan satu set lengkap jari kaki nan ramping sepanjang 2,5 sentimeter6. Nah anda taukan bila ditemukan alat gerak semacam itu pada tubuh mamalia laut yang biasanya bergerak dengan sirip maka bisa dipastikan hewan ini dulunya bergerak dengan kaki. Lalu mengapa selama puluhan tahun berikutnya hewan ini tak berefolusi lagi? Saya tidak tau ia dapat dari mana data ini, selama puluhan juta tahun paus mengalami evolusi, misalnya paus biru dan paus bongkok dalam kelompok paus baleen (mysteceti) yang tidak memiliki gigi adalah paus yang satu garis keturunan dengan paus purba Janjucetus Hunderi yang memiliki gigi. Dilihat dari giginya saja paus ini telah berevolusi, diperkirakan bahwa paus baleen berevolusi dari paus bergigi, ini dapat dilihat pada waktu embrio paus baleen memiliki gigi, tetapi hilang ketika lahir dan dewasa.

5.    ‘manusia merupakan perkembangan paling sempurna dunia binatang?7 jelas ini tidak benar memang dalam ekosistem kita unik, kita adalah mesin biologis paling penting diplanet ini karena merupakan spesies yang paling banyak melakukan perubahan(dan perusakan) terhadap lingkungan. Tetapi menurut evolusi setiap spesies adalah unik, kompleksitas bukanlah segalanya, dalam pohon kehidupan tidak ada puncak, yang ada awal, bisa jadi bakteri lebih unggul dibandingkan manusia karena spesies ini memiliki jumlah lebih banyak, lebih adaptif, bakteri sudah ada jauh sebelum manusia ada dan akan terus ada sampai manusia terakhir musnah dari bumi.

6.    ‘lihat lah mata yang sempurna ini, bagaimana mungkin organ yang kompleks ini diciptakan oleh evolusi secara kebetulan? Bolehlah anda bersyukur memiliki mata yang baik, tapi pandangan subjektif semacam itu adalah benar untuk diri sendiri tak bisa dijadikan bukti kebenaran untuk orang lain, disinilah pentingnya mengerti metode ilmiah, untung…. metode ilmiah gua dapet AB dulu hehehe. Sayangnya berapapun nilia biologi anda atau metode ilmiah anda dulu ketika kuliah, tidak akan mempengaruhi pemahaman anda terhadap sains, saya agak tercengang bagaimana begitu banyak orang yang masuk dalam jenjang perkuliahan tanpa mengetahui bahwa kita adalah binatang. Ya inilah bentrokan antara sains dan agama atau lebih tepatnya antara kebodohan yang mengatasnamakan agama dengan sains. Sebenarnya proses evolusi sendiri adalah proses acak, banyak mahluk hidup yang mati dan gagal karena seleksi alam dibandingkan yang berhasil bertahan hidup dan meneruskan keturunannya. Banyak dari teman-teman kreasonis bertanya apakah para ahli evolusi juga menemukan bukti bahwa mata yang indah dan sempurna ini merupakan hasil dari evolusi? Yap mata memang mengalami evolusi dan tentunya telah banyak mata-mata sebelumnya yang gagal dan tidak lulus seleksi alam. Dalam hipotesis ilmuan mata berasal dari sensor yang berfungsi mendeteksi cahaya, dan membantu mahluk ini menghindari predatornya, ini kira-kira muncul 550 juta tahun lalu. Melalui fariasi dalam keturunan, terbentuknya lobang yang lebih dalam membantu penglihatan menjadi lebih jelas. Kemudian permukaan lubang mulai menyempit, sehingga cahaya masuk melalui lubang. Setiap perubahan dan fariasi ini, akan dihadang oleh proses seleksi alam. Dan pada akhirnya titik yang sensitive cahaya tadi berefolusi jadi retina, seiring berjalannya waktu lensa berkembang didepannya, makin lama makin berkembang dan kompleks menjadi mata saat ini. tahapan mata tersebut bisa dilacak pada spesies-spesies yang hidup saat ini. menurut perhitungan ilmuan, waktu yang diperlukan untuk berevolusi dari titik yang peka cahaya hingga menjadi mata yang mirip lensa berkisar 364 ribu tahun. Mungkin yang bisa menjadi bukti adalah ditemukannya fosil ikan placoderm yang berusia 400 juta tahun, fosil ini ditemukan oleh Dr. gavin young dari universitas Nasinal Australia. Placoderm memiliki perbedaan otot dan saraf yang menyusun bola mata, yang menunjukkan tahap peralihan evolusi mata antara vertebrata berahang dan yang tak berahang. Dari record fosil diketahui adanya evolusi pada mata, kemudian dari argument tersebut dapat diketahui pula dasar dari kompleksitas pada mata seluruh mahluk hidup9

7.Saya percaya kalau hewan hasil evolusi tapi saya tak percaya kalau manusia juga hasil evolusi’. Terserah anda mau percaya atau tidak, itu urusan anda, tapi setidaknya jangan jadikan pendapat pribadi anda sebagai kebenaran umum. Jelas banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita manusia juga merupakan hasil evolusi.  Salah satu bukti yang ada pada tubuh kita sendiri saat menjadi embrio. Keberadaan ekor dan cela faringal tampak pada perkembangan embrio namun pada bentuk dewasa tidaklah terlalu jelas. Hal ini menunjukkan pada tahap perkembangan embrio yang cukup awal, semua fertebrata atau sekelompok organisme yang berkerabat tampak sangat mirip, seiring dengan tahap perkembangan embrio, beberapa organ spesifik muncul dari bentuk dasar ini. memang teori rekapitulasi yang dicetuskan Ernst Haeckel yang mengatakan bahwa kemiripan morfologi pada tahap embrio terjadi akibat pengulangan sejarah evolusi spesies tidak memiliki dasar ilmiah. Tapi seharusnya hal semacam ini tidaklah perlu dibesar-besarkan, kemudian dijadikan celah kerapuhan teori evolusi atau kebohongan teori evolusi, toh yang mengungkap kepalsuan gambar Haeckel adalah para ilmuan sendiri. Saat ini para saintis pun sudah menyatakan bahwa teori rekapitulasi tidak  falid. Sedangkan gambar-gambar pada buku sekolahan setahu saya bukan untuk melestarikan kebohongan teori rekapitulasi tapi hanya untuk menunjukan kemiripan organisme pada tahap awal embriol11.

8.Ilmuan evolusionis berpendapat bahwa kedekatan jumlah kromosom dalam gen manusia (yaitu 46 kromosom) dengan beberapa jenis kera seperti simpanse (48 kromosom) merupakan bukti ilmiah kedekatan kekerabatan kedua spesies tersebut. Jika pendapat itu an sich diterima, maka manusia justru lebih dekat lagi kekerabatanya dengan kentang (46 kromosom)’. Kemiripan tidak hanya dilihat dari jumlah kromosom saja, tetapi dalam hal-hal lain. Yang pertama kemiripan kromosom, dibawah mikroskop, perbedaan paling mengejutkan dan paling nyata antara kita dan kera besar lain adalah kita kekurangan sepasang kromosom. Alasannya karena dua pasang kromosom pada kera telah bergabung menjadi 1 pasang pada manusia, yaitu kromosom 2. Ini dapat dilihat dari pola pita-pita pada kromosom bersangkutan. Selain penggabungan kromosom 2, perbedaan antara kromosom sinpangse dan manusia hanya sedikit dan kecil sekali. Dalam 13 kromosom tidak ada perbedaan sama sekali. Andaikata anda memilih ‘paragraf’ manapun secara acak dalam genom manusia, anda akan menemukan sedikit sekali ‘huruf’ yang berbeda, rata-rata kurang dari dau untuk setiap seratus ‘huruf’. Atau dengan kata lain kita sampai kira-kira 98% adalah simpanse dan mereka samapai 98% adalah manusia. Hal ini menyebabkan kita dan simpanse memiliki kemiripan mulai dari tiga puluh dua buah gigi, kulit yang kering, tulang belakang dan tiga tulang kecil dibagian tengah telinga, tidak ada tulang dalam tubuh simpanse yang tidak anda miliki, tidak ada bahan kimia (yang telahkita kenal) dalam otak simpanse yang tidak dapat ditemukan dalam otak manusia, tidak ada bagian dalam system kekebalan tubuh, dalam siste pencernaan, dalam system peredaran darah, dalam system kelenjar getah bening, atau dalam system saraf yang kita miliki tetapi tidak dimiliki oleh simpanse, atau sebaliknya. Bahkan tidak ada lobus pada otak simpanse yang tidak ada pada otak kita.Yang kedua, cerita yang tertulis dalam gen-gen, laju ketika gen-gen mengakumulasi perubahan-perubahan ‘ejaan’(urutan protein dan bentangan DNA acak yang diamati) secara acak memberi kita petunjuk yang tegas soal hubungan diantara tiap spesies. Setelah diselidiki diantara semua spesies, DNA manusia dan DNA simpanse mengurai menjadi untaian-untaian pembentuknya pada temperature lebih tinggi dibandingkan dengan DNA spesies lainnya12


9. Coba liat artikel berikut yang saya temui dari salah satu situs /tengkorak Manusia Piltdown dikemukakan kepada dunia selama lebih dari 40 tahun sebagai bukti terpenting terjadinya "evolusi manusia". Akan tetapi, tengkorak ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan ilmiah terbesar dalam sejarah. Pada tahun 1912, seorang dokter terkenal yang juga ilmuwan paleoantropologi amatir, Charles Dawson, menyatakan dirinya telah menemukan satu tulang rahang dan satu fragmen tengkorak dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris. Meskipun tulang rahangnya lebih menyerupai kera, gigi dan tengkoraknya menyerupai manusia. Spesimen ini diberi nama "Manusia Piltdwon". Fosil ini diyakini berumur 500.000 tahun, dan dipamerkan di berbagai museum sebagai bukti nyata evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, banyak artikel ilmiah telah ditulis tentang "Manusia Piltdown", sejumlah besar penafsiran dan gambar telah dibuat, dan fosil ini diperlihatkan sebagai bukti penting evolusi manusia. Tidak kurang dari 500 tesis doktoral telah ditulis tentang masalah ini. (Malcolm Muggeridge, The End of Christendom, Grand Rapids, Eerdmans, 1980, hal. 59.)
    Pada tahun 1949, Kenneth Oakley dari departemen paleontologi British Museum mencoba melakukan "uji fluorin", sebuah cara uji baru untuk menentukan umur sejumlah fosil kuno. Pengujian dilakukan pada fosil Manusia Piltdown. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selama pengujian, diketahui ternyata tulang rahang Manusia Piltdown tidak mengandung fluorin sedikit pun. Ini menunjukkan tulang tersebut telah terkubur tak lebih dari beberapa tahun yang lalu. Sedangkan tengkoraknya, yang mengandung sejumlah kecil fluorin, menunjukkan umurnya hanya beberapa ribu tahun.
    Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa Manusia Piltdown merupakan penipuan ilmiah terbesar dalam sejarah. Ini adalah tengkorak buatan; tempurungnya berasal dari seorang lelaki yang hidup 500 tahun yang lalu, dan tulang rahangnya adalah milik seekor kera yang belum lama mati! Kemudian gigi-giginya disusun dengan rapi dan ditambahkan pada rahang tersebut, dan persendi-annya diisi agar menyerupai pada manusia. Kemudian seluruh bagian ini diwarnai dengan potasium dikromat untuk memberinya penampakan kuno.
     Le Gros Clark, salah seorang anggota tim yang mengungkap pemalsuan ini, tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dan mengatakan: "bukti-bukti abrasi tiruan segera tampak di depan mata. Ini terlihat sangat jelas sehingga perlu dipertanyakan - bagaimana hal ini dapat luput dari penglihatan sebelumnya?" (Stephen Jay Gould, "Smith Woodward's Folly", New Scientist, 5 April 1979, hal. 44) Ketika kenyataan ini terungkap, "Manusia Piltdown" dengan segera dikeluarkan dari British Museum yang telah memamerkannya selama lebih dari 40 tahun’13./ Inilah bantahan penganut paham kreasionis, keliahatan sangat meyakinkan, kecuali anda mengarti metode ilmiah dan ilmu logika. Premis-premis yang mereka bangun memang sudah baik, karena memang hal semacam itu diakui oleh kalangan ilmiah, tetapi coba liat kesimpulannya /Skandal Piltdown dengan jelas memperlihat-kan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan para evolusionis dalam rangka membuktikan teori-teori mereka. Bahkan, skandal ini menunjukkan para evolusionis tidak memiliki penemuan apa pun yang mendukung teori mereka. Karena mereka tidak memiliki bukti apa pun, mereka memilih untuk membuatnya sendiri./Apa hubungannya, satu kesalahan atau kebohongan karya ilmiah tidak serta merta menghancurkan keseluruhan teori evolusi. Itu sama saja saya berkata bahwa seluruh perangkat computer baik hardware dan soft ware komputer rusak karena satu file kena firus. Pada awalnya kebanyakan saintis percaya bahwa Piltdownman adalah missing link antara manusia dan kera bila penelitian ini salah bukan berarti seluruh evulusi salah, bukankah Piltdownman hanya untuk membuktikan ada link antara manusia dan apes bukan seluruh bagaian evolusi. Para saintis pun mulai meragukan manusia Piltdown karena Toung child dan pakingman ditemukan, dalam pola jalur evolusi akhirnya diketahui bahwa dengan adanya piltdownman justru membuat jalur evolusi menjadi berantakan. Paham kreasionis memang begitu mereka mencari dan mengumpulkan kelemahan-kelemahan evolusi tanpa mengetahui dasar pemikiran ilmiah. Saya juga bisa melakukan hal ini pada teori relatifitas Einstein, bahkan lebih mudah mencari-cari kesalahan teori relatifitas disbanding evolusi. Dalam sains kita berusaha mereduksi kesalahan-kesalahan pemikiran manusia dengan adanya percobaan sehingga kebohongan-kebohongan semacam itu dapat mudah ditemukan, tidak seperti agama yang menentukan kebenaran dengan perasaan. (sekali lagi bukankah kalangan ilmiah sendiri yang menemukan kebohongannya, tetapi kalangan beragama berusaha mencontek dan mengumpulkannya kemudian dianggapnya seluruh teori tersebut bohong). Adakah bukti bahwa adam diciptakan langsung, ataukah kreasionis memang dapat masuk dalam logika kita, saya pikir lebih masuk akal menerima teori evolusi dengan melihat secara kasar perubahan bentuk mahluk hidup melalui berbagai spesies, dibandingkan penciptaan.


 Saya melihat banyak sekali, perdebatan antara kreasonis dan evolusi pada situs-situs di internet dan kelihatanya tak kunjung usai, saya sering melihat para pendukung kreasonis mengambil data-data untuk mendukung pendapatnya saja sudah salah. inilah bahayanya kebodohan yang dibalut oleh agama, yang sangat disayangkan lagi para pendukung kreasonis yang panglimanya adalah Harun Yahya biasanya membalut kebohongan dengan agama, lagi-lagi agama jadi tameng. Inilah mengapa saya cenderung waspada pada berita yang menyangkut agama seperti kata dalam al-Quran ‘mereka itu, suka mendengarkan kebohongan pemuka-pemuka agama mereka’. Harun Yahyah bukanlah saintis karena itu ia tak pernah mempublikasikan karyanya dalam jurnal ilmiah sedangkan buku-buku popular semacam karya Harun Yahya itu diterbitkan oleh penerbit yang tentu saja hanya melihat bagaimana buku tersebut memaikan perasaan anda dan laku keras dipasaran, dengan mempermaiankan semangat keberagamaan anda dan sedikit bumbu kebodohan mereka merauk uang, tak ada yang lebih menjijikan dari ini kecuali teroris. Bahkan dikalangan ulamapun Harun Yahya sudah digujat karena berkata bahwa al-Mahdi orang Turki. 

         Kreasonis jelas jauh beda dengan evolusi, bahkan kreasonis tidak pantas disebut sebagai hipotesis, karena mencangkup masalah Sang pencipta, tentu untuk melacak keberadaanNya saja sudah mustahil, bagaimana kita dapat berpijak pada rasionalitas, jadi untuk masalah kreasonis sudah sepantasnya disebut sebagai pendapat pribadi saja, tidak dapat dijadikan kebenaran umum. Evolusi berbeda, kita mengetahui semua proses evolusi yang terjadi, mulai dari bagaimana alam membentuk perubahan terhadap organisme sampai perubahan organisme itu sendiri yang semuanya berpijak pada hukum alam, bila anda ingin menghancurkan pondasi teori evolusi, maka yang harus anda lakukan bukanlah masuk ke dunia biologi evolusiuner dulu (apalagi cuma baca buku-buku sains populer yang pengarangnya gak kompeten), tetapi yang anda harus lakukan adalah merubah dulu tatanan ilmu pengetahuan kita mulai dari metode ilmiah yang digunakan para saintis untuk membangun semua informasi dalam sains, kemudian masuk ke matematik karena anda tentunya perlu perhitungan untuk membangun pendapat anda, lalu fisika yang menjadi dasar proses fisik, kemudian kimia dan akhirnya biologi. Saya pikir 5 kali reinkarnasipun saya ragu anda bisa melakukannya. Karena itu Jalan satu-satunya adalah penggabungan antara pendapat agama dan sains, dan memang begitulah salah satunya saling melengkapi. 

Bagaimana kalau sejenak saja anda bersihkan pikiran anda dan kita coba melihat segi positif dari teori ini. Evolusi mengajarkan kita bahwa kita bersaudara, entah manusia, cacing, serangga (ya nyamuk yang sering anda tepok dengan tangan anda), bahkan virus (anda dan virus memiliki keserupaan genetic hingga 40%) sekalipun dulunya adalah satu. Kita hidup dalam biosfer ini satu sama lain saling mempengaruhi dan saling membutuhkan, kepunahan suatu organisme akan berakibat fatal buat mahluk yang lain, bayangkan bila tak ada bakteri yang membentuk vitamin k pada tubuh anda atau tak ada bakteri yang mebusukkan kotoran dalam perut anda menjadi sikuning atau membusukkan bangkai buyutnya buyut anda, mau jadi apa bumi ini. banjir di Amerika setelah diteliti merupakan akibat dari berkurangnya hiu karena perburuan dicina untuk diambil siripnya. Anda dapat merasakan penderitaan seekor hewan hanya dengan melihatnya karena anda memiliki neuro cermin. begitu pula hewan banyak penelitian yang mengatakan bahwa hewan juga berfikir, memiliki cipta, rasa dan karsa (maka bila anda menemukan buku-buku baik filsafat,  agama, ataupun ppkn yang mengatakan hal sebaliknya, jangan dibuang atau dilowakkan buku itu, tapi langsung saja anda bakar. wkwkwkwk.... gak!!! cuma bercanda yang penting bersikaplah bijaksanan). Terlalu banyak penelitian yang membuktikan bahwa kita semua adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan, kita semua sama. Bukan kah ini hal yang senada dengan risalah yang dibawa oleh nabi kita Muhammad, bukankah ia mengajarkan bahwa bila anda ingin buang air kecil jangan dilakukan  di lubang karena ditakutkan lubang itu adalah tempat tinggal hewan, bukankah ia pernah berkata bahwa seorang pelacur pendosa dapat masuk surga hanya karena memberi minum anjing. Bukankah nabi Sulaiman menghentikan kuda dan bala tentaranya hanya untuk menunggu gerombolan semut menyebrang. Agama Islam sangat menghargai binatang, dalam banyak ayat Allah sering menyamakan manusia dengan binatang, bahkan bukan hanya itu nabi kita Muhammad juga mengajarkan untuk menghargai benda mati sekalipun, ia memberi nama-nama benda-benda mati kepunyaannya. Coba bandingkan dengan umat Islam jaman sekarang, burung disangkarkan hanya untuk menikmati suaranya, mebunuh dan menyakiti binatang hanya terjadi pada Negara-negara berkembang seperti Negara kita ini. Bandingkan lagi dengan Negara-negara maju, burung bebas berkeliaran bahkan dilindungi oleh Negara, rubah tak jarang turun ditaman yang letaknya ditengah-tengah kota. Hilangkan dulu harga diri anda terhadap binatang baru kita bisa menikati keadaan seperti di Negara-negara maju itu atau bahkan baru kita dapat mengenyam kejayaan Islam seperti dulu kala. 

Sekarang saya akan menutup topik ini dengan beberapa kalimat dari ilmuan biologi dan genetika Deam Hamer ketika menyangkal Prof. Dawkins. “Dawkins paling ampuh kalau ia melawan argumentasi rancangan bagi tuhan (ini adalah keyakinan bahwa semesta alam dan segala mahluk didalamnya adalah terlalu sempurna untuk muncul secara kebetulan, sehingga menjurus kepada kesimpulan bahwa tentunya ada seorang perancang, yaitu tuhan yang merencanakan semuanya itu terlebih dahulu). Denga menggunakan penalaran  yang lihai serta contoh-conyoh yang meyakinkan, Dawkins menjelaskan mengapa teori ini tidak dibutuhkan dan ia yakin bahwa evolusi mampu menjelaskan semua bentuk kehidupan, termaksud kita sendiri.-‘tak ada alasan untuk percaya bahwa ada segala macam dewa-dewi dan ada alasan yang cukup baik untuk percaya bahwa mereka ada dan pernah ada. Semuanya telah merupakan pemborosan waktu yang luar biasa serta pemborosan kehidupan. Ini akan merupakan lelucon yang besar sekali kalau bukan sesuatu yang amat menyedihkan’.- tetapi kemudian dia membawa argument itu selangkah terlampau jauh dengan mengatakan bahwa karena evolusi sendiri pada dirinya dapat menjelaskan kehidupan, maka evolusi memang menjelaskanya. Ini merupakan kesalahan elementer berfikir. Ini merupakan contoh sempurna gagasan keliru sekali bahwa bila A dapat menyebabkan B, maka setiap B tentulah disebabkan oleh A dan A saja. Kebanyakan ilmuan merasa bahwa evolusi cukup untuk menjelaskan kehidupan tanpa seorang perancang, tetapi dari sudut pandang murni ilmiah, sama sekali tidak berarti bahwa evolusi membuktikan tidak adanya Sang Perancang”.  


 
https://www.tokopedia.com/sciencephi/etalase/zzz



Referensi :
  1. Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H. dkk. Alquran dan Terjemahannya. Komplek Percetakan Alquran Khadim AlHaramain asy Syarifain raja Fadh, dibawah pengawasan Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabiah. 1411 H. Madinah.
  2.  Ust H. Muhammad Saifudin, Lc.,M.Ag, dkk. Syaamil AlQuran Miracle The Reference. Sygma Publishing. 2010. Bandung.
  3.  Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah pesan, kesan, dan keserasian al-Quran 2. Lentera Hati.Tangerang. 2007. Pernah terjadi perdebatan antara saya dan saudara-saudara saya, ketika itu saya berusaha mendukung pendapat saya dengan menggunakan nama besar professor ini, tapi kelihatanya, mungkin karena keluasan ilmu dari professor ini sehingga ide-idenya tidak mudah dipahami oleh masyarakat kita yang notabennya gak tahu tetapi sok tau, sebagian masyarakat kita menuduh bahwa professor ini syah atau tuduhan lainnya yang mengatakan bahwa ia cenderung membenarkan semua mazhab. So what,,  saya tidak pernah melihat ide seseorang dari aliran mana ia berasal saya hanya melihat bagaimana ia membangun sebuah ide atau kesimpulan, itulah yang diajarkan sains kepada saya, o-b-j-e-k-t-i-f. buat saya  dia adalah beberapa dari sedikit ulama atau cendekiawan muslim yang tidak membuat saya muak.
  4. Aaduh saya lupa nyatet judul bukunya klo gak salah ensiklopedi Evolusi
  5.  http://id.wikipedia.org/wiki/Paus_%28mamalia%29
  6.  http://nationalgeographic.co.id/featurepage/164/lembah-paus/5
  7. Ahmad Thoha Faz. Titik Ba Paradikma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran. Mizan. Bandung. 2007. Buku yang baik tapi sebaiknya jangan ditelan bulat-bulat semuanya, kelihatanya lebih menonjolkan kenegatifan dari sains dan kurang merangsang kita untuk mau berfikir.
  8. Sumber Nature, penulis Wah dalam http://sman11mks.com/index.php?option=com_kunena&Itemid=75&id=20034&catid=31&func=fb_pdf
  9. http://www.ntskeptics.org/creationism/evolution/EarlyEvoluitonOfTheVertebrateEye.pdf
  10. http://id.wikipedia.org/wiki/Keberatan_terhadap_evolusi baca yang ini, ulasannya sangat menarik.
  11. http://www.nationalacademyofsciencesrefuted.com/portraying_distribution_species_evidence_evolution.php
  12. Matt Ridley. Genom Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005


Tidak ada komentar:

Posting Komentar