Rabu, 07 Februari 2018

God Biography



Percayalah ini adalah tulisan saya yang paling angker, paling menakutkan, dan juga paling mendebarkan, sebab kita akan tahu disini bukan hanya manusia atau bintang yang berefolusi tetapi juga Tuhan dan perangkat-perangkatnya. Karena takut kalian kabur, saya coba untuk meletakkan pertentangan argumen dari apa yang akan dikatakan sains nanti diawal blog ini :

1. Banyak alur-alur logika yang saya kemukakan dibawah sebenarnya terlihat begitu masuk akal, tetapi bagaimanapun baik dan indahnya sebuah teori, bila tidak didukung dengan bukti-bukti empirik hanyalah sebuah teori. Mirip dengan mitos-mitos psikologi, mungkin anda pernah dengar tentang ilmu grafologi, grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter seseorang melalui tulisan tangannya. Setelah dipelajari dan dilakukan penelitian ulang ternyata diketahui bahwa ilmu ini tidak berhasil memberikan kesimpulan yang akurat, sekarang kita mengetahui bahwa grafologi hanyalah speudosains. coba googling saja betapa banyaknya orang yang tertipu dengan ilmu ini, hanya karena terlihat begitu masuk akal, kita mencoba menerimanya dengan seksama. Tetapi pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa ada manusia yang mengalami sensasi lintas modal yaitu sensasi yang melewati lebih dari satu indra. Mereka ini dapat mendengar suara tertentu ketika melihat warna tertentu, mencium sesuatu ketika mendengar suara tertentu7. Ini terlihat sama sekali tidak masuk akal tetapi ini benar. Begitulah kenyataan terkadang lebih aneh dari imajinasi kita.

 
https://www.tokopedia.com/sciencephi/etalase/zzz


2.   Bila memang kekuatan-kekuatan anonim atau boleh juga kita meminjam kata ‘Tuhan’ tidak ada, apakah mungkin manusia sebodoh itu mau-maunya mengadopsi pikiran yang tidak berguna. Coba bayangkan seekor kucing yang sedang bermain-main dengan kecoa, setelah kecoa mati, sikucing akan meninggalkan kecoa itu karena bosan. Begitu pula manusia, tentu saja dalam kehidupannya ia akan mengetahui bahwa kegagalannya lebih banyak dibanding kesuksesannya, apakah mungkin ia akan terus berdoa tanpa adanya respon dari Tuhan, terlalu naif menurut saya kalau berkata bahwa kontak Tuhan dengan manusia hanya diartikan sebagai delusi dan mainan pikirannya, sedangkan kontak tersebut terlihat begitu aneh dibandingkan pengalaman biasa, datang pada saat yang ganjil dan berpengaruh kuat bagi kehidupan manusia itu sendiri.

3.    Bila kita mencoba mempelajari banyak agama-agama didunia mulai dari apa yang bisa dikatakan agama primitif hingga sekarang, kita akan mendapati keserupaan prinsip. Mulai dari prinsip jiwa/roh yang kemungkinan memiliki usia yang sama dengan ritual religius itu sendiri, hingga prinsip ketuhanan. Misalnya beberapa suku indian di Amerika dalam keluarga Sioux, mempercayai kekuatan tertinggi yang mereka sebut wakan, mereka mengatakan wakanda tidak dapat dipersonifikasikan, tidak dapat bisa diindentifikasikan dengan sifat dan kualitas spesifik, dan tidak ada istilah yang dapat menggambarkan keseluruhan makna kata yang berlaku untuknya5. Wakan serupa dengan Yahwe dalam agama Yahudi, Jupiter dalam agama Romawi kuno, dan Allah dalam agama Islam. Memang beberapa suku telah mencapai kosepsi dewa-dewi walau bukan dalam bentuk tunggal, namun hampir pasti ditemukan satu Tuhan yang paling tinggi.  Bila dipelajari lebih lanjut agama totem di Australia yaitu agama yang menyimbolkan binatang atau benda tertentu yang dianggap sakral ke dalam garis keturunan bukanlah agama yang menyembah dewa-dewi binatang itu, tetapi dewa-dewi tersebut sebagai lambang titik tuju pemujaan, mirip agama kristiani yang mengadopsi trinitas. Jadi bila perangkat-perangkat ini diambil maka yang tersisah hanyalah kekuatan anonim (Tuhan) yang elastis masuk kedalam semua agama. Sedangkan penjabarannya berupa patung, hewan, dan benda-benda hanyalah usaha manusia ketika berusaha menerjemahkan kekuatan ini dalam bentuk objek-objek dapat dilihat atau digambarkan.
      
Selanjutnya kita masuk ke apa kata Islam terlebih dahulu

Apa Kata Islam


ولو انما ف الأرض من سجرة أقلمن و البحر يمدوه


من بعده سبعةابحر ما نفدت كلمتلة الله عزيزٌ حكيمٌ


Artinya : Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya 7 laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat allah (ilmu Allah dan hikmahnya). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Luqman : 27)

So, kalau memang ilmu Allah banyak trus mengapa kita takut untuk mencarinya dan bukankah Tuhan pernah berkata dalam hadist Qudsinya :

Aku adalah khazanah tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, maka aku ciptakan mahluk supaya aku dicari (Hadist Qudsi)*.

Demikian lah hiburan yang saya sampaikan, mudah-mudahan teman-teman mau melanjutkan membaca, tapi kalau anda belum bisa menerimanya, maka ya silakan tutup blog ini dan masuk kekamar kunci yang rapat, tidur dan berkemulah. Saya rasa dengan begitu paham-paham baru tidak akan menyentuh anda. Nah sebelum membaca lebih lanjut ada satu permintaan saya, tarik lah nafas anda dalam-dalam dan kencangkan sabuk pengaman karena jet coster akan segera dimainkan.

Apa Kata Sains 

            Untuk selanjutnya kita akan menggunakan kata Tuhan bukan seperti orang-orang beragama kebanyakan pahami, sains mencoba mencari pendekatan yang dapat dijangkau oleh fisik/material sehingga cara terbaik untuk mendeteksi dan mengukur Tuhan adalah dengan melihat fenomena yang dapat dilihat dan dipelajari seperti fosil baik berupa patung, lukisan, atau berupa kebiasaan atau ritual dari masyarakat, karena itu singkat kata kita akan menerjemahkan kata Tuhan disini sebagai Tuhan dan perangkat-perangkatnya seperti roh, dewa-dewi, dan juga hukum-hukumnhya.

            Tidak ketahui jelas apakah memang ritual religius hanya terjadi pada manusia, beberapa pakar mengatakan bahkan hewan sekalipun menunjukkan indikasi ritual religius seperti kesedihan dan merasa kehilangan ketika teman atau keluarga sespesiesnya meninggal dunia. Salah satu contoh yang paling jelas adalah gajah, merupakan mamalia darat yang memiliki ikatan emosianal tinggi dianatara sesamanya. Bila seekor gajah meninggal gajah lain terlihat meraung-raung keras,  menutupi temannya yang telah meninggal dengan daun dan mereka juga akan menunggui simayat hingga beberapa hari1. Tetapi yang jelas para pakar sepakat bahwa Homo Neaderthal menunjukkan bukti yang cukup banyak tentang adanya penguburan, ini dapat dilihat adanya fosil tulang-tulang yang bertumpuk disertai dengan beberapa perkakas dan tulang binatang2. Penguburan ini menunjukkan bahwa H. Neaderthal merasakan kehilangan dan menghormatan terhadap temannya yang telah meninggal, dan kemungkinan besar mereka mempercayai adanya kehidupan setelah kematian. Sedangkan sejarah manusia atau H. Sapien sendiri aktifitas semacam ini dapat dideteksi terjadi sekitar 100.000 tahun yang lalu, fosilnya ditemukan didaerah Qafzeh Israel2. Dugaan logika yang dapat diambil dari aktifitas penguburan seperti ini ialah bahwa manusia atau spesies tersebut mengalami kehilangan yang amat dalam dari meninggalnya saudara atau teman sehingga dalam teori pertentangan kognitif, manusia mencoba mengurangi stress tersebut dengan menciptakan semacam delusi adanya kehidupan selain kehidupan saat ini, ini lah yang kemudian menjadi akar adanya paham-paham seperti surga, neraka, kehidupan dialam kubur dan juga reinkarnasi.

            Bleg!! Jantung anda kelihatannya berhenti berdetak sesaat dan kortisol anda secara singkat bekerja, tapi tenang ini baru pemanasannya. KikikikikiiKiiii….(maaak lampir mode on).Sebelumnya Perlu diketahui bahwa sains memiliki sifat untuk menyederhanakan data-data yang mereka dapatkan sehingga mencapai kesimpulan yang dapat diterima logika.  Coba lakukan uji coba sederhana kumpulkan seribu orang atau beberapa ratus orang dan suruh mereka berjejer tersusun dan berakhir pada percabangan 3, berbisiklah pada orang yang berada pada ururtan pertama beberapa kata, kemudian suruh orang pertama berbisik kata tersebut pada orang ke dua dan seterusnya. Pada akhirnya pada 3 percabangan akhir kita hampir dipastikan mendapatkan kata yang berbeda dengan kata pertama yang kita bisikkan, dan tentunya bila kita memasang juga seseorang yang tidak mengetahui kata tersebut sedari awal kemudian orang ini disuruh menebak kata awal yang dibisikan dengan hanya diberi tahu kata-kata terakhir dari percabangan tersebut, tentulah ia harus menelusuri kembali jalur-jalur bisikan tersebut6. Disana lah dapat ditarik logikanya bahwa hampir dalam seluruh tatanan sains kita mendapati kesederhanaan ini, mulai dari evolusi mahluk hidup hingga bigbang, kita mendapati bukti yang cukup akurat bahwa kesederhanaan alam ini bukan hanya asumsi pikiran kita tetapi juga fakta yang didukung oleh banyak bukti. Demikian pula paham-paham keagamaan walaupun tidak sesederhana percobaan kita diatas karena paham ini menyebar beberapa ribu tahun dan melalui berbagai macam perubahan akibat lingkungan dan manusia itu sendiri, bila kita ingin mendapatkan kesejajaran logika, kita perlu berasumsi bahwa paham-paham tersebut dapat disederhanakan berasal dari paham yang lebih tua/awal/primitif.

Agama selanjutnya adalah animisme yaitu penyembahan roh-roh. Bukti-bukti tentang animisme masih terdapat pada banyak kultur dan berbagai macam kebudayaan hingga sekarang. Contohnya adalah kebudayaan kita, yang menganggap roh orang mati masih dapat berinteraksi dan bergentayangan3, dalam kebudayaan suku indian di Amerika utara didaerah algonquin, memiliki kebiasaan membakar tepi mayat anak yang telah meninggal agar roh mereka kembali ke ibu dan dilahirkan kembali5. Keberadaan roh dan penyembahannya menurut teori diduga disebabkan oleh adanya kehidupan ganda keseharian manusia, yaitu pada saat terjaga dan pada saat tertidur. Pada saat manusia tertidur kita sering mengalami sebuah mimpi, menurut pakar animisme manusia mencoba mengobjektifkan pengalaman mimpi-mimpi itu. Maksudnya ketika dulu manusia primitif bermimpi pergi kesebuah negri mereka benar-benar merasa bahwa mereka pergi kesana. Ketika mereka terbangun mereka mendapati lagi bahwa mereka berada ditempat mereka tidur sebelumnya, dari sinilah muncul konsep roh yaitu bagian lain dari tubuh manusia yang tidak terlihat dan non material menembus ruang, waktu dan menggerakkan. Dari prinsip inilah muncul juga paham-paham adanya roh dalam semua agama, termaksud Islam.

Belum diketahui jelas manakah yang lebih dulu ada apakah animisme ataukah naturisme. Naturisme adalah agama yang melakukan penyembahan terhadap kekutan alam. Ketika manusia semakin berkembang mereka mencoba melogikakan kejadian disekitar mereka, dengan berfikir adanya suatu prinsip sebab akibat secara kasar, mereka (orang-orang dahulu) berusaha memunculkan adanya sosok yang mengatur alam semesta, pikiran semacam ini adalah hal yang mudah untuk dipahami. Bila kita menganggap animisme hadir terlebih dahulu, maka manusia primitif yang telah mengakui adanya dualitas jiwa yang menggerakan badan, merekapun mulai menganggap bahwa tentu benda-benda juga terdiri dari dualitas ini. awan digerakan oleh suatu jiwa yang mendorongnya untuk menurunkan hujan, menurut logika mereka, roh atau jiwa dari awan inilah yang mengatur menyebabkan adanya hujan. kalau roh tubuh dapat menggerakkan tubuh secara logika sederhana, peredaran bintang, aliran air, dan masa panen pun juga disebabkan oleh roh-roh benda-benda itu sendiri, bila sebuah benda didorong maka ia dapat bergerak begitu pula matahari tentu ada semacam sosok yang tak terlihat yang menggerakkannya. Dari situlah muncul penyembahan-penyembahan dan penghormatan dari kekuatan alam. 

Logika yang masih mentah ini masuk dalam agama-agama besar terkemudian sebagai Tuhan yang personal, hal ini dapat dilihat dari inspirasi yang digunakan untuk memberi nama dewa-dewi. Dalam kitab veda dewa agni nama salah satu dewa utama orang india, berarti api. Dan kemudian kata ignis dalam bahasa latin, ugnis dalam bahasa lituania, dan ongi dalam bahasa slvogniy kuno, begitu juga dengan Dyaus dalam bahasa sanskrit, zeus dalam bahasa yunani, dan jovis dalam bahasa latin dan zio dalam bahasa jerman tinggi berhubungan dekat dengan kata api5. Kemungkinan lainnya naturisme juga masuk dalam agama Islam sebagai Tuhan pengatur alam semesta dan atau juga para malaikatnya yang menjadi pendamping untuk mengatur kekuatan alam.

Yang selanjutnya pasti ada dalam semua agama adalah doa, dalam kebiasaan suku-suku primitif begitu banyak didapat ritual-ritual yang digunakan untuk meminta kepada Tuhan atau dewa dengan tujuan hampir sama dan sederhana agar para Tuhan dan Dewa menururti keinginan manusia. Dalam agama totem (kesakralan sesuatu dilambangkan dalam marga keluarga atau suku) di Australia ritual ini dapat berupa nyanyian-nyanyian, penyiksaan diri dengan mengucurkan darah ke batu atau dengan melukai diri sendiri. Tidak terlalu jelas mungkin keserupaan dari ritual ini tetapi diketahui bahwa ritual tersebut bertujuan untuk menyerupai benda atau hewan yang dianggap sakral atau memiliki kekutan tertentu. Misalnya dengan mengucurkan darah ke batu pada suku Dieri, adalah suatu ritual untuk menurunkan hujan, mereka membayangkan hujan yang turun dengan darah dan awan  digambarkan dengan bulu-bulu putih5. Kemudian contoh lainnya adalah nyanyian-nyanyian peniruan suara-suara hewan tertentu dengan harapan agar hewan-hewan tersebut berternak. Dalam agama yang lebih maju seperti agama samawi kita juga mendapati hal-hal serupa, ritual seperti bersedekah adalah peniruan dari sifat Tuhan yang kita anggap Maha pemurah, dan bukankah kita diharuskan untuk memiliki keyakinan apabila berdoa, ini adalah salah satu peniruan dari sifat Tuhan karena Tuhan dalam agama samawi adalah Tuhan yang maha berkehendak.

Tentu saja dalam semua agama ada doa yang terkabul dan ada doa yang tidak terkabul. Beberapa pakar berkata bahwa ketika doa tidak terkabul alih-alih menyalahkan logika mereka tentang keberadaan kekuatan diluar diri mereka, suku-suku primitif menganggap kesalahan diarahkan pada tidak sempurnanya ritual atau campur tangan dewa musuh. Bila doa terkabul yang dapat dilihat kebanyakan terjadi karena memang masa hujan atau masa panen telah dimulai. Keserupaan ini dapat dilihat juga dalam agama yang lebih maju, kita sering melihat dalam agama kita sendiri, bila seseorang tidak terkabulkan doanya alasan-alasan seperti kurang khusu, kurang banyak memuji Tuhan, kikir, atau tidak berbakti pada orang tua, banyak dibuat (Tuhan yang banyak beralasan), tidak serta merta lantas kita benturkan kesalahan tersebut pada  pikiran kolektif kita tentang keberadaan Tuhan. Namun apapun bentuknya yang jelas yang menyebabkan ritual ini terus bertahan adalah ketenangan jiwa, bukan semata-mata perubahan fisik yang diinginkan, gerakan peniruan yang tidak bermakna ini seperti menghidupkan diri mereka sendiri (meme) terkait erat dengan keadaan jiwa penganutnya dan sistem moral yang dibangun masyarakat. Coba bayangkan bila kita melakukan serangkaian ibadah kita akan merasa begitu tenang, dan ingat pula ritual penyembelihan Qurban pada hari raya idul adha, kita diharuskan memberikan hasil qurban kepada masyarakat yang kurang mampu, inilah yang saya maksud ketenangan jiwa dan tatanan moralitas, dan yang perlu diketahui adalah hal semacam ini ada dalam semua agama, termaksut agama suku-suku primitif di Australia dan Amerika.

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir)
dan jangan pula terlalu mengulurkannya (terlalu pemurah)
 karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal
(QS. Al-Israh :29)


Karena mereka mempersonalkan kekuatan tersebut, kekuatan ini menjadi sesuatu yang begitu misterius yang memiliki kekuasaan terhadap manusia tetapi tidak sebaliknya karena itu lah muncul penghormatan dan perayuan. Ditambah lagi dengan tekanan sosial yang dapat dirasakan melalui jaringan-jaringan mental  yang bergerak melalui sistem yang kompleks. Tentu saja masyarakat awam tidak mengetahui bahwa pengadilan ini terdapat pada diri mereka sendiri yang berupa hukum moral dan sosial masyarakat. Lebih tepat lagi manusia tidak dapat sampai pada satu ide tentang dirinya sendiri sebagai suatu kekuatan yang hanya mengandalkan tubuh kasarnya saja tanpa terlebih dahulu memperkenalkan konsep yang dipinjam dari kehidupan sosial. Dalam hal ini sistem sosial masyarakat seperti satu jiwa. Dalam agama totem kita mendapati juga hal yang serupa dengan persaudaraan dalam agama Islam, totem adalah sumber kehidupan moral sebuah masyarakat. Berburu totem binatang tertentu yang dilarang dan akan mendapat kutukan, juga peminjaman alat-alat yang dianggap sakral dari satu marga ke marga lain dilakukan dengan upacara tertentu, dan yang lebih jelas lagi totem adalah nama marga yang merupakan garis keturunan darah dan perkawinan. Mereka terikat satu sama lain dalam ikatan moral yang berkewajiban untuk saling tolong menolong, balas dendam, singkat kata pertalian darah atau orang seagama bersaudara.

Hal ini juga dapat menyebabkan extrimisme, kita mengetahui jelas bahwa semua agama memiliki unsur ini.  itu wajar saja bila salah satu warga terbunuh apalagi karena warga yang tidak seagama mereka akan merasa berkewajiban untuk membalasnya, dorongan ini disebabkan juga karena pengaruh agama, karena hohohohooo, kelihatannya karena kesalahan prinsip ‘bukankah Tuhan akan menolong kita bila kita menolong agamanya’. Dan yang lebih sering lagi apabila terjadi penyerangan terhadap apa yang mereka anggap kebenaran juga merupakan tindakan penghancuran atau olok-olok kepercayaan dan agama meraka, hal ini terjadi seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa kekuatan moral yang mereka adopsi dan terus mereka perbaiki dengan ritual seperti telah dikoyak. Karena kekuatan ini hidup dalam sistem moral berusaha merubahnya berarti berusaha menghancurkan sistem tatanan moral dan masyarakat itu sendiri. Bila kita bertanya pada orang primitif mengapa ia melakukan penyembahan semacam itu mereka akan menjawab karena nenek moyang mereka telah melakukannya. Demikian juga dalam Islam, pernah dalam suatu perdebatan tentang evolusi Darwin saya berhasil mendesak teman-teman bahwa evolusi itu ilmiah, mereka seperti mengamuk dan bahkan ada diantara mereka yang berkata ‘he mi darah lo halal diminum’ saya terbengong-bengong loooh kok jadi begini, bukankah saya seorang muslim juga dan apakah ada aturan dalam agama Islam untuk meminum darah orang lain?????? Karena mereka selalu mendasarkan perdebatan pada al-Quran dan apa yang mereka percayai karena itulah dalam perdebatan itu, seperti saya telah merusak tatanan moral dan jiwa yang mereka anut.

Keserupaan ini seperti manusia memandang emas, emas hanyalah sebongkah batu yang nilainya ditentukan karena kelangkaannya dan dalam imajinasi manusia. Batu ini juga hidup dalam sistem ekonomi yang dibangun manusia, kita menetapkan standar nilai mata uang dari emas ini dan pada akhirnya kita mendapati kita terperangkap dengan imajinasi ini dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi peran agama lebih dari itu, ketika manusia ribut dengan hingar bingarnya materialisme mau tidak mau paham ini harus memperbaharui dirinya sendiri dengan ritual dan ibadah dengan mengingatkan manusia tentang keberadaannya, dari sanalah datangnya ketenangan.  Dengan menghentikan aktifitas keseharian sementara manuisa mencoba merelaksasikan dirinya sekaligus memperbaharui meme ini. menjauh dari kehidupan profan adalah alat untuk membebaskan dirinya dari kepekatan materialisme. Dan manusia yang berhasil lepas darinya bukan hanya ilusi kosong karena meyakini bahwa bahwa ia telah dianugrahi semacam kekuatan untuk menguasai segala sesuatu, karena berhasil mengabaikan alam berarti dia berhasil lebih kuat dari alam itu sendiri. Kita dapat melihat seperti para ahli yogi, para sufi, adalah orang-orang yang suci karena berhasil mendisplinkan secara asketik diri mereka melalui rangkaian ibadah dan larangan.

 Beberapa pakar mengatakan bahwa fenomena religius adalah fenomena pertama yang menimbulkan ketenangan ketika manusia berusaha untuk menjauhkan dirinya dari keruhnya kehidupan profan, dari situ munculah seni seperti musik, lukis, dan hingga sekarang munculah rekreasi seperti ancol, dugem, tv dan game serta kesenangan-kesenangan serupa yang pada dasarnya adalah berfungsi sama yaitu mengurangi stress akibat rutinitas kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih dari itu yang mencengangkan adalah ilmu pengetahuan dan sihir juga merupakan hasil perpisahan secara sekuler dari fenomena religius ini. Sihir adalah cara seseorang yang berusaha untuk menjadikan sesuatu seperti yang diinginkan manusia melalui cara yang tidak rasional, mirip dengan cara agama ketika berdoa. Dan metode ilmiah dalam sains bagaimana mungkin ini berasal dari agama?. Yaaa!!! Kita dapat berkata bahwa sainspun berasal dari agama, bukankah agama juga berusaha untuk menjelaskan bagaimana alam bekerja ketika ia menyadari adanya proses sebab akibat, ketika seseorang bijak kuno menjelaskan sesuatu seperti misalnya kekuatan Tuhan dan dewa-dewi, ia perlu menjelaskan hal tersebut pada objek-objek yang dapat dilihat sebagai kesepakatan misalnya ketika seorang suci berkata ‘lihatlah cicak itu, Tuhan saja memberi makan pada cicak itu, bila cicak saja diberi makan, tenang saja pastilah kamu juga diberi makan oleh Tuhan’ dalam agama ada rangkaian sebab akibat yang coba untuk dijelaskan dan percontohan sesuatu pada sesuatu yang dapat dilihat secara bersama. Dari situ pula para pakar berkata munculah metode ilmiah dan paham materialisme yang menjadi pondasi sains, bahwa sebuah teori yang benar harus didukung oleh rancangan percobaan yang dapat dibuktikan oleh semua kalangan atau objektifitas.

Terlepas dari semua itu hendaknya kita tidak terlalu gegabah mengatakan bahwa Tuhan hanyalah sebuah rangkaian meme (paham) yang hidup dalam imajinasi kita dan kita terlanjur terperangkap didalamnya. Bisa jadi ia sengaja menciptakan hal-hal tersebut sebagai sebuah proses bagi mahluknya untuk dapat mengenalNya, untuk sebagai bahan ujian bagi mahlukNya, pertempuran antara baik dan buruk, dewa baik dan jahat, hidup dan kematian, sehat dan sakit, iblis dan malaikat, merupakan tatanan moral yang sengaja diciptakanNya, dan memang kita dapati dalam semua agama. Bila kita sering melihat kemenangan antara kebaikan dan kejahatan, kekuatan cahaya dan kegelapan dalam mitos-mitos tersebut mungkin memang karena hal ini juga terjadi dalam kehidupan nyata, seandainya saja hubungan antara kekuatan-kekuatan ini dibalik kehidupan pasti menjadi tidak mungkin, dan adakah sebuah negara atau tatanan masyarakat yang dapat bertahan tanpa moralitas. 

Tidak terlalu mengherankan sebenarnya bagi saya bahwa agama totempun didapati bahwa ‘Tuhan’ berinteraksi dengan manusia dengan sebuah pengalaman pribadi yang bermakna bagi kehidupan sipenganut, ini diberi nama totem pribadi, mirip ketika seorang penganut kristen mendapati penampakan Yesus atau Bunda Maria, atau patung dewa Hindu yang tangannya bergerak, yaa kita mendapati hal-hal ganjil ini dalam semua agama.  Bila Tuhan hanyalah imajinasi dan delusi pertanyaannya, bagaimana mungkin kita mendapatiNya begitu bermakna bagi kehidupan sosial dan pribadi kita. Nah sekarang apakah anda dapat mengambil kaitan antara ini semua dengan pertentangan argumen yang saya kemukakan diawal tadi, bila anda penasaran silakan putar mous anda keatas dan baca lah sekali lagi, karena menurut saya disanalah kesimpulannya. Tetapi sebelumnya ‘terimakasih karena telah membaca’.  



Keterangan :

*Sebenarnya saya tidak mengetahui jelas apakah Hadist ini shohih atau tidak.

Sumber :
4.      primitive culture research iton development of mythology, philosophy, religion, art and custom. Edward B. Tylor. Ebook nya ini : http://www.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=RUMBAAAAQAAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=animism+religion+evidence&ots=XXr_fwMYiR&sig=hAtIeusseNFNzqR8q4i5Bmp9kK0&redir_esc=y#v=onepage&q=animism%20religion%20evidence&f=false
5.      Emile Durkheim. The Elementary Forms of the Religious Life. Ircisod. Jogjakarta. 2011
6.      Tentang meme silakan baca juga di Prof. Richard Dawkins. The God Delusion. Black Swan. London. 2006. Dan juga Richard Brodie. Awas Virus Akal Budi Ganas. KPG. Jakarta. 2005.
7.      Scott lilienfeld., dkk. 50 mitos keliru dalam psikologi.B First.Bandung.2012.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar