Rabu, 18 Maret 2020

puisi 3,141592



Aku mulai meninggalkan sejadah dan tasbih tergeletak, sekarang aku mengetahui itu tidak bekerja sebagaimana yang orang katakan. Karena sering membaca buku buku sains dan filosofi seperti teori evolusi, ayahku juga mulai meragukan keimananku dan curiga bahwa aku mulai murtad, sesuatu yang lebih ditakutkan oleh orang orang beragama, bahkan lebih dari kematian. Aku ingin keluar dari rumah ini. But how... usiaku sudah 35 tahun, sekarang mulai sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Terakhir aku bekerja di grab sebagai ojol, aku tidak pernah bermimpi akan menjadi tukang ojek, apalah dikata nasib berkata lain, kadang kita hanya bisa mngikutinya. Yang lebih mengerikan jika teman teman sma atau kuliahku dulu tahu aku akan berakhir seperti ini, bayangkan apa yang mereka katakan, ‘oo.. jadi tikus disini lo’, atau mereka akan termenung pada kehidupan dan menganggukkan pendapat orang bahwa sukses disekolah akan hancur di kehidupan nyata, ‘inilah gambaran orang yang dulu di sma cerdas’. Selang 3 bulan bekerja sebagai ojol, seseorang meng hek akunku dan membajaknya mengambil semua uang ku. Heran ada saja masalah bahkan di tempat yang paling rendah, and why always me..., seolah olah kegagalan selalu punya caranya untuk menemukanku. 

Sepertinya aku akan membusuk selamanya seperti ini, mungkin dunia ini penuh dengan kegagalan serupa, tetapi ia tidak tampil dalam buku buku dan media. Media selalu menceritakan bagaimana kehidupan diisi oleh kemenangan dan orang yang berusaha pasti akan mendapatkan kesuksesannya, dan itupun membuat orang berfikir bahwa orang yang gagal dan miskin adalah orang yang tidak berusaha, atau pemalas.
Tetapi aku tahu itu tidak benar...aku buktinya.
Ini seperti kera kera yang berjalan tegak mengambil bola dalam box, 170 berwarna putih dan 30 berwarna merah, bila meraka mengambil warna merah, dan menampilkannya ke orang orang, kemudian meraka mengambil warna merah lagi, lagi sampai pengambilan ke sekian tetap warna merah, itu menjadikan bias dalam menggambarkan isi kotak, kita tahu warna merah hanya 30, namun jika mereka hanya mengambil warna merah, maka seolah olah 170 yang putih tidak ada, kegagalan sejatinya lebih banyak dari kesuksesan, tetapi kita takut untuk melihatnya. Demikian lah si kera ini, mereka menyukai bias dan membuat sistem dengan bias. Herannya dengan kedunguan semacam ini mereka tidak mau dianggap kera, mereka percaya bahwa nenek moyang manusia adalah mahluk yang di tendang dari surga.

If univers occur because of accident, i think we can look in more flabbergasted way than we think it’s all happen because of subjective god.
How can be.. low of nature it self make all of these.
Just thinking like that make me happy


Even if i never receive my dream and all my anguish happen and i have to receive all my failure and...
Married, have a job, home, have children...even if i never got little accomplishment like ordinary people, such that...


One day i will  converge to my god....nothingness, But ...
Remember i can be here and become part of it, it really amazing. Because life it self is amazing.