Al
kisah diceritakan si goblok dan si dungu dua orang sahabat yang miskin sedang
berdikusi
Sigoblok : he dung, kalau kamu punya duit
2 milyar, kamu gunakan untuk apa?
Si dungu : wah
enak itu punya duit milayaran, ya saya buat
untuk keperluan hidup saya, buat beli rumah, beli perabotannya, beli mobil,
mungkin sebagian buat bisnis, dan yang lainnya bisa buat beli kapal dan pulau.
Enak banget itu blok.
Sigoblok : dungu
kamu, pantes ibumu ngasi nama kamu dungu. Mana cukup duit 2 M buat beli pulo
sama kapal.
Sidungu : lah
kamu sendiri kalo punya duit 2 M buat apa? (Dengan tidak mau kalah dan sedikit
marah)
Sigoblok : aku
kalo punya duit 2 M, nii dengerin!! bakal aku gunain buat beli rumah yang harga
1 M, beli perbotan dan beli mobil.
Sidungu :
mobilnya mobil apa ? (menyahut cepat)
Sigoblok : mobil
yang bagus yang cukup buat anggota keluarga saya, semisal alphard
Sudungu mensearch
harga mobil alphart di internet, karena tidak mau kalah, dengan tertawa
mendapatkan kelemahan temannya ia berkata.
Sidungu : Hahahaa.....goblok kamu, pantes ibumu ngasi
nama goblok harga mobil alphard itu 900 jutaan bagaimana cukup duit 2 M buat
beli semua itu.
Sigoblok menjawab
dengan tenang
Sigoblok :
berarti masi kurang sekitar 500 jutaan ya dung!!!
Sidungu : ia kira
kira memang kurang 500 jutaan
Sigoblok : ya
tinggal ngayal aja lagi duit 500 jt dapetrepot amat. Hehehehe....
Sidungu : ?????
(ah sialan terkaget)
Itulah
tadi cuplikan si dungu dan si goblok yang sedang berdikusi. Kita tentu tahu 2
orang ini begitu bodoh, bagaimana tidak. Mereka berdiskusi seolah olah hayalan
begitu penting. Mereka saling sahut menyahut dalam sebuah hayalan yang hanyalah
fiksi, bahkan ketika hayalan mentok dalam logika mereka, mereka menimpakannya dengan
hayalan baru seperti kata si goblok dalam ending cerita diatas ‘ya tinggal hayal
aja lagi’.
Namun
dalam kehidupan kita setiap hari sering sekali kita terjebak dalam diskusi
serupa, segala sesuatu yang kita baca atau dengar di sosmed, bahkan bisa jadi
di televisi, tanpa mengecek keaslian dan kebenaran berita tersebut kita
menganggapnya sebagai sebuah kisah nyata. Dalam sebuah tayangan misalnya di tv
one para profesor dan doktor sedang mendiskusikan homosex. Saya heran dengan argumen
mereka yang selalu menggunakan kitab suci sebagai landasan. Prof mahfud
mengatakan ‘mengapa tuhan menciptakan homosex yang merupakan subuah
kemaksiatan, itu sama seperti tuhan menciptakan iblis yang untuk dibenci’.
Terheran heranlah saya dengan perdebatan para doktor dan profesor tersebut,
bagaimana mungkin orang orang yang dikatakan intelektual tersebut bisa terjebak
dalam diskusi seperti si goblok dan sidungu tersebut. Tuhannya mana?? Iblisnya
mana? Adam hawanya mana? Surga dan nerakanya mana? Yang bisa diukur tuuu
apa???????
Namun
ada lagi dari para manusia manusia ini yang tidak suka dengan teori evolusi
karena merasa turun dari surga. Mereka saling bertempur demi imajinasi, ada
yang bertempur dengan siah, ahmadiah, bahkan tragedi ratusan tahun seperti
perang di israel dan palestina. Dan jangan lupa mereka melakukan bom bunuh diri
berulang ulang bahkan membahwa anggota keluarga mereka yang masih kecil, demi
apa demi imajinasi mereka yang tidak pernah mereka buktikan. Nah sekarang bila
anda menganggap si goblok dan si dungu itu benar benar tolol, dengan semua
penjabaran yang saya lakukan diatas dapatkah anda mengukur dalamnya kebodohan
umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar