Minggu, 08 Juli 2018

Pondasi berfikir Agama (False Analogi)

Sering kita melihat sebuah argumen yang menjadi pondasi berfikir orang orang beragama,,,


Ada argumen seperti ini: kita lihat jam dinding kompleks pasti ada penciptanya, seperti itu pula kehidupan dan manusia pasti ada penciptannya.

Argumen tsbt terlihat masuk akal, tapi argumen argumen spt itu sebenarnya rapuh dan sudah tdk kredibel digunakan dimana sains menempati kedikdayaannya.

logika semacam itu merupakan false analogi, suatu kesamaan tdk serta merta memberikan hubungan. analogi ini termaksud dalam salah satu kesalahan
palacy, kesalahan logis yang terjadi ketika seseorang menerapkan fakta dari satu situasi ke situasi lain tetapi situasinya secara substansial berbeda dan kesimpulan yang sama tidak dapat ditarik secara logis. Kadang-kadang perbedaan ini langsung diabaikan oleh orang yang menyajikan kesalahan; di lain waktu, mereka mungkin tidak menyadari perbedaannya. Kekeliruan terjadi, dan biasa, karena paralel dunia nyata selalu terbatas; perbedaan antara hal-hal sering dapat mengalahkan persamaan mereka suatu hubungan. Misal telepon enak digenggam pisang enak digenggam maka pisang bisa dimakan dan pasti telepon pun bisa dimakan. Ga nyambungkan.



Ada argumen serupa yang menggunakan false analogi. Untuk membuktikan bumi datar ia mengambil sebuah bola dan menumpahkan air ke padanya, "lihatlah air jatuh", tapi jika diambil benda yg datar seperti triplek air tertahan, maka dari hubungan tersebut kita tahu bahwa bumi datar bukan bulat karena kita tahu bumi dapat menyimpan air. Argumen yg berpangkal dari false analogi terlihat masuk akal bagi para awam, tetapi sepanjang sejarah peradapan manusia kita mulai mengetahui argumen tersebut lemah hingga akhirnya kita memiliki sains dan metode ilmiah. Dalam sains kita diajak berfikir objektif langsung melakukan pengukuran pada benda. Misal dalam kasus bumi bulat kita ambil kasus al biruni yang hidup di tahun 900 mengetahui bahwa bumi bulat, bagaimana al biruni mengetahuinya adalah tidak dengan membaca kitab sucinya tetapi dengan langsung melakukan pengukuran pada objek itu sendiri yaitu bumi, ia berjalan ke atas gunung yang terukur ketinggiannya, setelah itu ia lihat sudut sudut pada lekukan bumi, dengan ilmu geometri dasar ia bisa menentukan berapa besar jari jari bumi yang kini kita ketahui hanya salah 2% dari pengukuran modern. Ini yg dimaksud sains dan objektif langsung pada benda yang hendak diukur/diketahui.


Bagaimana dengan false analogi jam dan manusia yang komplek. Ini juga telah dibantah oleh
seseorang yang pasti orang beragama benci yaitu Darwin. Darwin melakukan perjalanan ke daerah Australi dan katulistiwa melihat perkembangan perkembangan binatang, dan masuk pada kesimpulan yang sebenarnya telah digaungkan sejak lama oleh para saintis sebelumnya, ia berkesimpulan bahwa perkembangan tersebut merupakan hasil dari adaptasi mahluk hidup dan seleksi alam, apa yang selama ini kita sebut teori evolusi. Mengapa teori ini masuk dalam sains, karena teori ini langsung mengukur pada objek yang hedak diketahui. misal pada fisiologi binatang paus diketahui tulang sirip berupa seperti jari tidak seperti hiu yang memang merupakan ikan, hewan paus juga dilihat dari perjalan fosil diketahui binatang ini adalah mamalia yang dulunya hidup didarat. Demikian juga manusia ada bagian tubuh yg merupakan hasil dari evolusi seperti tulang ekor dan usus buntu yang tidak ada fungsinya. Pada perkembangan selanjutnya ilmu sains pun diketahui bahwa manusia memiliki kemiripan DNA 97% pd simpanse, 80% dgn mamalia lain, dan bahkan 40% dengan bakteri yang menunjukkan kita semua berasal dari mahluk yg sama dulunya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar