Diawali Pertemuan setelah 10 tahun itu, membawa banyak cerita lama. Dari sekian banyak keharuan, dan terkejutan, memori seperti kaca yang berembun sekarang aku menyekanya, Namun otak tak bisa diatur, mau tak mau membuat perbandingan.
Masa lalu yang coba dilupakan, masa depan yang masih tak berarah.
Kemudian Tuhan masuk didalamnya, menjadi suatu penganiayaan. DiriNya masuk dalam mimpi dan kesadaran, mungkin memang hanya disanalah kekutannya.
Masuk dalam relung relung jiwa.
Kemudian Tuhan masuk didalamnya, menjadi suatu penganiayaan. DiriNya masuk dalam mimpi dan kesadaran, mungkin memang hanya disanalah kekutannya.
Masuk dalam relung relung jiwa.
Aku sadar aku memang sangat membenciNya.. yang aku pikir bertanggung jawab terhadap semua ini. Bila ia memang ada, kenapa ia membiarkan tangan terbuka kosong meminta, yang aku lihat hanya tetesan air mata yang jatuh pada tangan itu. Bahkan bagiku ia tak pantas mendapatkan huruf besar dari sebuah tulisan.
Tapi kesadaran ini terlanjur terpasung pada Nya,
aku harus berdamai dengan Nya, ilusi sebab akibat ini, masa lalu, masa depanku dan juga akhirnya diriku sendiri.
Karena ..................................................................................................................................................
Seandainya memang alam tidak menyediakan pembelajaran, mau tidak mau kita harus tetap belajar darinya.
aku harus berdamai dengan Nya, ilusi sebab akibat ini, masa lalu, masa depanku dan juga akhirnya diriku sendiri.
Karena ..................................................................................................................................................
Seandainya memang alam tidak menyediakan pembelajaran, mau tidak mau kita harus tetap belajar darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar